BANDUNG, KOMPAS.com - Siang itu, Agus (49) sudah bersiap di Gang Bukit Mulya, Jalan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.
Sambil menunggu truk angkut datang, Agus duduk melihat ponselnya sembari menunggu beberapa peti mati yang disiapkan di gang itu.
Sesekali, ia menghisap rokok, nampaknya truk belum terlihat parkir di pinggiran jalan itu. Agus merupakan salah satu warga pembuat peti mati.
"Saya mau ikut ke Bekasi kirim peti mati," kata Agus saat menunggu peti mati, Senin (19/7/2021).
Baca juga: Produsen Peti Mati di Sumedang Kewalahan Penuhi Pesanan, Sehari Produksi hingga 60 Unit
Agus kemudian bercerita, awalnya ia bekerja di sebuah proyek pembangunan. Namun dampak pandemi, ia pun berhenti dan beralih menjadi ojek online.
Akan tetapi, pekerjaan barunya itu tak memenuhi kebutuhan hidupnya. Maklum, penumpang sepi saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini.
Ia kemudian diajak saudaranya untuk bekerja membuat peti mati, lantaran permintaanya cukup banyak sampai saat ini sejak ia menggeluti pekerjaan itu.
"Sudah dua minggu gabung buat peti mati, sudah sekitar 80 peti dibuat," katanya.
Ditengah pandemi yang terus berkelanjutan ini, banyak warga terdampak secara perekonomiannya.
Salah satu produsen peti mati di Kota Bandung membantu warga dengan cara memberdayakan mereka yang terdampak untuk membuat peti mati.
Agus merupakan salah satu warga yang dilibatkan membuat peti mati itu.