KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah warganet memprotes perlakuan berbeda kepada almarhum Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur yang meninggal dengan status positif Covid-19.
Warganet di Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai Eliaser diperlakukan berbeda dengan warga lainnya.
Eliaser meninggal di Rumah Sakit Umum Siloam, Kupang, Sabtu (18/7/2021) sore. Jenazah Eliaser yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes terakhir itu disemayamkan semalam di rumah sakit.
Pada Minggu (18/7/2021) pagi, jenazah Eliaser diterbangkan ke Lembata. Jenazah Eliaser lalu dimakamkan di kediaman pribadinya, Kuma Resor, Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Minggu pukul 10.00 Wita.
Warganet mempertanyakan perlakuan berbeda itu, karena jenazah Eliaser sampai diterbangkan dengan pesawat ke Lembata.
Salah satu warganet yang protes, Marsianus Vande menyampaikan keluhannya di grup Facebook Bicara Lembata New.
Menurutnya, sebaiknya jenazah Eliaser dimakamkan di Kota Kupang.
"Masyarakat Lembata berada dalam situasi darurat Covid-19 karena itu sebaiknya jenazah bapak bupati dikuburkan saja di Kupang," tulis Marsianus.
Sementara itu, akun bernama Yhan menceritakan pengalaman pribadinya. Saudaranya barusaja meninggal akibat Covid-19 di Kota Kupang.
Namun, jenazah saudaranya itu tak diizinkan dibawa pulang ke kampung halaman di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Baca juga: Ini Sanksi yang Diterima 28 Anggota Satpol PP Ende Setelah Pesta Minuman Beralkohol
Jenazah itu akhirnya dikuburkan di pemakaman umum khusus Covid-19 di Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
"Kami tidak terima kebijakan pemerintah sangat memihak sesama pejabat, tolong gubernur janganlah mendiskriminasi warga," tulis Yhan.
Jaangan sampai, kata Yhan, masyarakat kecewa kemudian terjadi perampasan jenazah.
"Kami cuma minta keadilan," tulis dia lagi.
Yhan telah mengizinkan Kompas.com mengutip pernyataannya saat dihubungi lewat pesan Facebook.
Hal senada juga disampaikan pemilik akun Facebook, Ser Gap. Ia menilai perlakuan khusus itu menuai kontroversi.
Menurutnya, masyarakat bertanya apakah protokol Covid-19 hanya berlaku untuk masyarakat biasa?
"Kok pemerintah yang bikin aturan, tapi pemerintah sendiri yang melanggarnya," tulis Ser Gap yang juga mengizinkan Kompas.com mengutip pernyataannya.
Dia pun mempertanyakan, entah siapa yang memberi izin, hingga jenazah bupati yang positif Covid-19 tersebut bisa dipulangkan ke kampung halaman almarhum.
"Namun sebagai umat yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kita patut mendoakan almarhum agar almarhum diterima di kerajaan Tuhan di surga," tulis Ser Gap.