CIANJUR, KOMPAS.com – Pembatalan ibadah haji bagi warga negara Indonesia (WNI) tahun ini serta adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, membuat industri kopiah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, lesu.
Hal ini seperti dirasakan Salman Helmi (35), seorang perajin kopiah asal Desa Maleber, Karangtengah, Cianjur.
Pemilik konveksi Jannati yang bernaung di bawah Koperasi Bina Usaha Keluarga ini bahkan terpaksa harus merumahkan sebagian besar karyawannya karena aktivitas produksi yang terus merosot.
Dari 30 orang pegawai, kini hanya tersisa delapan orang.
Baca juga: Pesanan Kopiah Melimpah, Berkah Ramadhan bagi Perajin Cianjur
Di sisi lain, ratusan berkas lamaran dari para pencari kerja menumpuk di atas meja.
“Jangankan untuk menerima pegawai baru, yang ada juga terpaksa kita istirahatkan dulu sebagian karena produksi sedang turun,” kata Helmi kepada Kompas.com, Sabtu (17/7/2021).
Helmi mengemukakan, setiap musim haji tiba omzet usahanya meningkat karena permintaan yang melonjak drastis.
“Pesanan bisa naik 10 kali lipat dari biasanya. Sehari bisa produksi 100 kodi,” ucapnya.
Selama ini, kopiah atau peci yang diproduksi Helmi dipasok ke berbagai tempat, termasuk ke Pasar Tanah Abang Jakarta.
Kopiah jenis assagofah ini banyak diminati terutama oleh jemaah haji sebagai buah tangan atau oleh-oleh untuk kerabat dan handai taulan.
Akan tetapi, sudah dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19 bereskalasi secara global hingga lokal, Helmi mengaku usahanya kembang kempis.
“Sudah dua musim tidak hajian, permintaan pasar turun drastis. Bisa dapat order 5 kodi saja sekarang ini sudah bagus,” ujar dia.
Baca juga: Kuliner Legendaris Toko You Bandung Gratiskan Mie Baso untuk Pejuang Isoman, Cukup WA ke Nomor Ini