UNGARAN, KOMPAS.com - Revitalisasi Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus dikebut.
Hal ini karena berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Rawa Pening termasuk kritis dan perlu segera dilakukan penanganan lebih lanjut.
Wakapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Muchlis Gasim mengatakan berbagai persoalan yang dihadapi menyusul dilakukannya revitalisasi Rawa Pening berangsur-angsur mulai teratasi.
"Mulai dari kepemilikan tanah pada area sempadan-badan air yang bermasalah, gulma air eceng gondok yang tumbuh subur hingga Keramba Jaring Apung (KJA) dan branjang yang melampaui daya dukung dari Rawa Pening," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: Tumpukan Sampah Kali Panjang Dikhawatirkan Racuni Ikan di Rawa Pening
Muchlis mengungkapkan Kodam IV/Diponegoro dengan BBWS Pemali Juana telah sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam menangani berbagai persoalan tersebut.
"Terutama melakukan pembersihan gulma air sehingga revitalisasi yang sebelumnya telah direncanakan dapat segera terwujud," ungkapnya.
Rawa Pening membentang di Kecamatan Ambarawa, Tuntang, Banyubiru dan Bawen memiliki total luas badan air danau sekitar 2.387 hektar, volume tampungan danau 48,15 juta meter kubik dan kedalaman antara 0,35 hingga 10 meter.
Dari luas tersebut eceng gondok yang terdapat pada badan air tercatat 507,63 hektar.
Baca juga: Rawa Pening Meluap akibat Hujan Deras, Ratusan Rumah Terendam
Keadaan ini mengakibatkan sedimentasi sekitar 55 milimeter per tahun sehingga sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan untuk irigasi, air baku, pembangkit listrik dan juga pengendali banjir.