YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta menyiapkan empat rumah sakit (RS) lapangan untuk merawat pasien Covid-19.
Keempat RS lapangan tersebut disiapkan untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
“Rencana sebetulnya ada empat. UGM, UNY masing-masing kapasitas 166. Di Rusunawa BBWS 272. Sebetulnya ada satu lagi Kementerian PUPR menyiapkan gedung diklatnya yang ada di Ngeksigondo,” kata Sekda DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: BOR Hampir 100 Persen, Pemerintah DI Yogyakarta Minta Bantuan Pemerintah Pusat Buat RS Lapangan
Dia menambahkan, gedung diklat milik Kementerian PUPR ini memiliki sekitar 80 tempat tidur.
“Sudah cek dengan bu kepala nanti akan dikerjasamakan dengan RS Bhayangkara, yang di sini sekitar 80-an,” imbuhnya,
Selain keempat lokasi itu, kata Aji, masih ada beberapa lokasi yang nantinya siap untuk menjadi RS lapangan maupun shelter.
“UGM menyiapkan RS lapangan di UC saya tidak tahu persis berapa kapasitasnya. Sleman juga menyiapkan RS lapangan di Respati sekitar 40 atau berapa. Pemkot Yogyakarta juga sudah sampaikan kita meminjam Rusun Gemawang itu 80-an kapasitasnya,” jelas dia.
Baca juga: Viral Video Ibu Melahirkan Sambil Berdiri di Halaman RS di Yogyakarta, Ini Penjelasan Dinkes
Aji belum bisa memastikan kapan RS lapangan tersebut siap untuk dioperasikan.
Sebab, masih menunggu Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM).
“Kementerian PUPR akan menyelesaikan hal yang masih ada perlu ditambah sedikit, ada pemasangan AC belum selesai, setting bed belum selesai. Itu akan dilakukan Kementerian PUPR,” ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah DI Yogyakarta mengajukan bantuan ke pemerintah pusat untuk mendirikan rumah sakit lapangan bagi pasien Covid-19.
Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan kondisi Bed Occupancy Ratio (BOR) di DI Yogyakarta telah mencapai 99 persen.
Untuk itu perlu adanya dukungan rumah sakit lapangan bagi pasien Covid-19.
“Kondisi BOR kita sudah sangat tinggi bisa dibilang sudah 100 persen, karena sudah 99 persen koma sekian. Ini perlu ada penanganan,” kata dia saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (14/7/2021).
Aji mengatakan, jika ke depan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 sebanyak 30 persen maka BOR di DIY kekurangan sebanyak 2.000.