Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Isolasi Apung Berlabuh di Pulau Lae-lae Makassar, untuk Penderita Covid-19 Gejala Ringan dan Sedang

Kompas.com - 13/07/2021, 17:53 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

 

MAKASSAR, KOMPAS.com - Isolasi apung dengan menggunakan kapal Pelni yang diinisiasi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto akan dimulai dan bertitik labuh di Pulau Lae-Lae.  

Memastikan seluruh kesiapannnya, Danny Pomanto bersama Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, pihak Pelni, dan syahbandar meninjau dan menentukan titik kordinat di mana kapal Pelni untuk isolasi apung akan berlabuh.

Dari hasil tinjauan titik labuhnya ditetapkan di depan Pulau Lae-Lae yang terletak tak jauh dari Kota Makassar.

“Kami lihat titik labuh yang mana paling bagus. Titik labuh ini tentunya banyak pertimbangannya. pertimbangan teknis kedalaman, pertimbangan kedua adalah suplai, kemudian pertimbangan ketiga nilai rekreatifnya dan nilai penyembuhanya, imunitasnya kalau dia sandar akan seperti di darat tapi kalau dia di tengah laut itu betul-betul  menjadi bagian daripada penguatan imunitas mereka. Nah itu tadi kita sudah dikunci titik kordinatnya di hadapan Pulau Lae-Lae,” kata Danny dalam keterangan resminya yang diterima, Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Lampu di 13 Ruas Jalan Dipadamkan, Kapolres Salatiga: Kami Siapkan Patroli Skala Besar

Untuk teknisnya sendiri, Danny Pomanto akan melakukan rapat kordinasi bersama seluruh TNI/Polri untuk membahas finalnya seperti merancang siapa yang akan dibawa ke kapal yang menjadi tempat isolasi apung.

“Kita akan bahas bagaimana standarnya nah koordinasi antara detektor, babinsa, bhabinkamtibmas, Covid hunter kemudian sampai di atas kapal itu semua punya SOP, kami berbagi tugas. Otoritas pelabuhan, syahbandar, Pelindo merumuskan SOP di sini. Terus ada SOP di atas kapal Pelni secara karantina dan KKP dan ada SOP isolasi dimulai dari darat,” jelasnya.

Adapun kriteria pasien Covid-19 yang berhak diisolasi apung yakni pasien yang memiliki gejala ringan dan sedang.

Sementara yang berat akan tetap dirawat di rumah sakit (RS).

Langkah ini diambil Danny karena mendukung penuh rumah sakit yang menangani Covid di Makassar.

“Jadi kami akan konsultasikan dengan teman-teman dokter dan para ahli kesehatan yang jelas adalah kita ingin mendukung rumah sakit. Rumah sakit jangan penuh karena orang bergejela ringan saja padahal orang bergejala berat dan sedang tidak terlayani karena dipenuhi dengan bergejala ringan apalagi OTG. Ini kita akan pisahkan jadi ringan dan OTG jangan di rumah sakit tinggal di sini saja sedangkan yang gejala berat biar di rumah sakit,” paparnya.

Baca juga: Kebun Bintang Gembira Loka Jadi Lokasi Vaksinasi Covid-19 Anak di Atas 12 Tahun

Sementara, Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang menambahkan, pengawasan kapal isolasi apung ini sangat ketat dan tetap terkordinasi dengan Dinas Kesehatan kota Makassar.

Kapal penumpang yang dijadikan tempat isolasi apung ini merupakan milik PT Pelni yang dihentikan sementara pengoperasiannya akibat pandemi Covid-19.

“Di kapal ini kapasitasnya 900 tempat tidur itu sudah dikonsepkan jaga jarak. Jadi seluruh pihak berkordinasi untuk pengawasan yang ketat,” tambahnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com