Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Pertanian Diserang Kera Ekor Panjang, Petani di Gunungkidul Gagal Panen

Kompas.com - 09/07/2021, 20:20 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com– Konflik dengan kera ekor panjang masih menjadi permasalahan bagi petani di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lahan pertanian rusak akibat kera ekor panjang memangsa tumbuhan yang ditanam petani.

Lurah Purwodadi, Sagiyanto mengatakan akan berkirim surat ke Balai Konservasi Sumer Daya Alam (BKSDA) untuk mengurangi jumlah populasi kera ekor panjang.

Baca juga: Wisatawan Dilarang Memberi Makanan ke Monyet Ekor Panjang di Danau Kelimutu, Ini Alasannya

Sebab, di wilayahnya primata ini menjarah lahan pertanian.

Meski tak menyebutkan luasan, hasil dari pengamatan radius serangan mencapai dua kilometer dari pantai di Kalurahan Purwodadi.

"Semua tanaman yang di ladang dijarah monyet. Kalau terus dibiarkan para petani rugi karena gagal panen,” kata Sagiyanto saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Jumat (9/7/2021)

Sebenarnya berbagai macam upaya sudah dilakukan seperti memasang jaring hingga ronda. Namun kawanan kera ekor panjang ini terus menyerang.

Untuk itu, pihaknya berharap ada solusi dari BKSDA untuk mengurangi populasi kawanan monyet.

Baca juga: Monyet Ekor Panjang Gunung Ciremai Ditangkapi karena Overpopulasi dan Kurang Pakan

Salah satunya dengan perburuan, tapi warga selama ini takut menangkap karena khawatir berurusan dengan hukum.

"Dalam waktu dekat kami akan berkirim surat ke BKSDA karena serangan sudah sangat meresahkan petani," kata Sagiyanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com