Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Oksigen Medis di Banyuwangi Naik Drastis

Kompas.com - 09/07/2021, 16:59 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, kebutuhan oksigen medis di Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami peningkatan berkali-kali lipat.

Hal ini imbas dari melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Banyuwangi.

Ia mengatakan, permintaan oksigen dalam sehari bisa sampai 400-450 tabung.

Padahal, pada hari biasa sebelum ada lonjakan kasus Covid-19, kebutuhan tabung oksigen medis hanya 75 dalam sehari.

”Jadi hari ini kita cek, kita pastikan suplai lancar. Semua rumah sakit di Banyuwangi dipasok dari sini. Bahkan kabupaten tetangga juga dipasok dari sini," kata Ipuk saat meninjau langsung gudang penyedia tabung oksigen milik PT Samator, Jumat (9/7/2021).

Baca juga: Sehari Muncul 111 Kasus Covid-19 di Blitar, Ini Penyebabnya

Meski permintaan tinggi, menurut Ipuk, ketersediannya oksigen dalam tabung masih memadai.

”Semuanya sekali lagi saya minta tolong, jaga protokol kesehatan, demi teman-teman sendiri dan keluarga. Lebih enak hirup oksigen langsung dari udara bebas ketimbang dari tabung, ya kan?” kata Ipuk.

Hal senada dikatakan Kepala Cabang PT Samator Banyuwangi Didik Iskandar.

Ia memastikan kebutuhan tabung oksigen di Banyuwangi masih aman.

"Kami pastikan untuk stok kebutuhan tabung oksigen medis di Banyuwangi aman," kata dia.

Baca juga: Kurangi Beban RS, Pemkab Banyuwangi Ubah Sekolah hingga Homestay Jadi Tempat Isolasi

Samator adalah salah satu produsen oksigen medis terbesar di Indonesia.

Menurt Didik, pihaknya saat ini mengutamakan produksi oksigen medis untuk rumah sakit yang permintaannya meningkat tajam.

"Tiap hari kami mengirim 400 hingga 450 tabung menggunakan 3 truk," kata Didik.

Didik mengatakan, selama masa pandemi, tiap hari perusahaannya memenuhi kebutuhan 6 rumah sakit rujukan Covid-19 di Banyuwangi.

Menurut Didik, Rumah Sakit Graha Medika Banyuwangi yang biasanya hanya membutuhkan 13 tabung sehari, saat ini mencapai 150 hingga 200 tabung sehari.

Rumah Sakit Bhakti Husada Krikilan yang sebelumnya hanya 10 tabung per hari, kini membutuhkan 60 tabung per hari.

"Untuk rumah sakit tergantung jumlah kapasitas ICU dan isolasi. Semakin besar kapasitasnya, semakin banyak kebutuhan tabung oksigennya," kata Didik.

Didik juga menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga tabung oksigen untuk kebutuhan medis.

Selain memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan, Didik mengatakan, perusahaannya juga melayani masyarakat umum yang membutuhkan isi ulang oksigen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

Regional
Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Regional
Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Regional
Kakek di Kupang Ditangkap Usai Todongkan Senjata Laras Panjang ke Istrinya

Kakek di Kupang Ditangkap Usai Todongkan Senjata Laras Panjang ke Istrinya

Regional
Menyoal Ditetapkannya Anandira, Istri Anggota TNI, sebagai Tersangka Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami

Menyoal Ditetapkannya Anandira, Istri Anggota TNI, sebagai Tersangka Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami

Regional
Penampungan Minyak Mentah di Blora Terbakar, Pemkab Segera Ambil Sikap dengan Pertamina

Penampungan Minyak Mentah di Blora Terbakar, Pemkab Segera Ambil Sikap dengan Pertamina

Regional
Ternyata, Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Orang Kabur Usai Kecelakaan

Ternyata, Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Orang Kabur Usai Kecelakaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com