KOMPAS.com - Aksi perusakan terjadi di Gereja Sidang Jemaat Kristus di Jalan P Irian, Kota Samarinda, pada Kamis (8/7/2021) dini hari.
Polisi tegaskan, pemicu aksi perusakan oleh tiga warga itu karena kesalahpahaman dan bukan masalah SARA.
Kapolsek Samarinda Kota AKP Creato Sonitehe Gulo saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
“Kami minta jangan ada reaksi lagi, terutama umat gereja serahkan kepada polisi. Toh ini tidak ada unsur SARA sama sekali. Motifnya hanya soal aliran listrik diputus,” jelas dia.
Baca juga: 265 Orang di Blora Meninggal karena Covid-19 dalam Sebulan Terakhir, Petugas Pemulasaraan Kewalahan
Gulo menjelaskan, tiga orang terduga pelaku perusakan telah diamankan. Di hadapan polisi, para pelaku sakit hati karena listrik di rumah mereka yang tersambung ke gereja tiba-tiba mati.
Setelah diusut, pengurus gereja mematikan listrik karena tidak ada ibadah lagi secara tatap muka, namun secara daring.
Baca juga: 3 Perusak Gereja Sidang Jemaat Kristus Samarinda Ditangkap, Ini Motifnya
“Itu orang (pelaku) jualan di depan (gereja) Gang Cendrawasih, pernah minta listrik dari gereja. Cuma masalahnya gereja itu ibadah online jadi tidak aktif, gereja ditutup listrik dimatikan. Akibat dari situ orangnya (pelaku) sakit hati, lalu melakukan pelemparan,” katanya.
Gulo pun meminta jemaat gereja untuk tidak terprovokasi dengan kasus tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, dari rekaman CCTV tampak pelaku merusak gereja menggunakan batu.