BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jumlah penumpang kereta api di Stasiun Banyuwangi Kota terus merosot karena terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pada 3-20 Juli 2021.
"Menurun karena pengetatan ini, dan syarat-syarat perjalanan. Juga warga takut bahwa dalam perjalanan bisa terpapar Covid-19," kata Kepala Stasiun Banyuwangi Kota Dedi Saiful Yasin sata ditemui, Rabu (7/6/2021).
Baca juga: Suhu Dingin di Banyuwangi, Ini Penjelasan BMKG
Sejak PPKM darurat, jumlah penumpang di Stasiun Banyuwangi berkisar 30-35 orang. Jumlah itu terus naik turun.
Sementara jumlah penumpang selama pandemi Covid-19 rata-rata 70-100 orang.
Padahal, kata Dedi, saat kondisi normal jumlah penumpang kereta api di Stasiun Banyuwangi bisa mencapai 2.500-3.000 orang per hari.
Saat ini, Stasiun Banyuwangi hanya melayani empat kereta api, yakni Tawang Alun dengan relasi Ketapang-Malang, Sri Tanjung dengan relasi Ketapang-Lempuyangan, Wijaya Kusuma relasi Ketapang-Cilacap, dan Probowangani relasi Ketapang-Surabaya.
Adapun tiga kereta yang dibatalkan perjalanannya yakni Pandanwangi (Ketapang-Jember), Mutiara Timur (Ketapang-Yogjakarta), dan Blambangan Ekspres (Ketapang-Semarang).
"Kebijakan (pembatalan) ini dari manajemen dengan perhitungan teknis yang dilakukan," kata dia.
Saat ini, calon penumpang wajib memenuhi sejumlah persyaratan untuk menaiki kereta api. Pertama, harus memiliki surat hasil negatif berdasarkan tes cepat antigen dengan massa 1x24 jam atau berdasarkan tes PCR yang berlaku 2x24 jam.
Baca juga: Cerita Sopir Truk Harus Bayar Denda karena Pakai Masker di Dagu, Alasannya Sedang Merokok
Sementara tes GeNose C19 sudah tidak berlaku.
"Penumpang juga wajib (memiliki) kartu vaksin walaupun tahap pertama. Untuk di bawah 18 tahun tidak perlu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.