KOMPAS.com - Kardas masih trauma. Rumah toko (ruko) yang ia tempati bersama keluarga sekaligus menjadi sumber mata pencahariannya dibakar massa saat kerusuhan pada 28 Juni 2021.
Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Massa pendukung pasangan calon kepala daerah Yalimo, Erdi Dabi-Jhon Wilil, melakukan perusakan di Distrik Elelim setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi jagaoannya.
Sebanyak 34 kantor pemerintah, 126 rumah toko, 115 kendaraan roda dua, dan empat mobil, menjadi sasaran amuk massa.
Kardas menceritakan peristiwa yang dialaminya pada hari yang nahas itu. Massa, kata Kardas, tiba-tiba mampir ke kiosnya.
Massa meminta Kardas dan keluarga keluar dari kios tersebut. Kardas juga diminta membawa barang berharga.
"Mereka datang ke kios saya lalu bilang, 'aduh bapak kayaknya ini kita mau bakar semua, keluar sudah, ambil barang-barang berharga', jadi saya bilang kalau begitu bakar sudah, baru saya nonton di depan rumah sampai hangus" kata Kardas saat ditemui di Gedung Tongkonan Wamena, Jayawijaya, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: Warga Sebut Suhu di Nganjuk Terasa Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG
Menurut Kardas, tak ada aparat keamanan di lokasi kejadian saat kerusuhan tersebut pecah. Meski membakar ratusan kios, Kardas menyebut, massa tak melakukan kekerasan terhadap warga.
Kardas bahkan mengaku mengenal sejumlah pelaku yang membakar kiosnya.
"Yang bakar kita teman-teman semua," kata Kardas yang berprofesi sebagai pengusaha kayu itu.
Kardas mengaku trauma. Ia pun memilih mengungsi ke Wamena setelah insiden tersebut.
Meski trauma, Kardas mengaku ingin kembali ke Distrik Elelim saat situasi kondusif.
"Ya mau balik tapi nanti tunggu semua kondusif, tunggu penetapan (bupati dan wakil bupati) dulu," kata pria yang telah tinggal di Yalimo sejak 2009 itu.
Warga Yalimo lainnya, Ilias juga menjadi korban perusakan massa Erdi-Jhon tersebut. Kiosnya dibakar massa.
Sesaat sebelum kerusuhan mencapai kiosnya, Ilias telah melihat asap mengepul dari jauh. Teriakan massa juga terdengar.