SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Timur meningkat tajam. Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jatim mencapai 70 persen.
Peningkatan kasus Covid-19 dan keterisian BOR rumah sakit rujukan membuat permintaan terapi plasma konvalesen juga meningkat.
Dalam sepekan terakhir, PMI Kota Surabaya pun kebanjiran permintaan plasma darah konvalesen. Terhitung, lebih dari 300 permintaan dalam sehari belum terlayani.
Ketua Pelaksana Program Pengorganisasian Penyintas Covid-19 RSLI Surabaya, dr Joni Susanto mengatakan, tingginya permintaan tersebut diharap bisa mendorong penyintas Covid-19 menjadi donor.
Hal tersebut juga langsung direspons oleh Fakultas Kedokteran Unair melalui Pengabdian pada Masyarakat yang menggandeng Relawan Pendamping PPKPC-RSLI untuk menyelenggarakan kegiatan "Pengorganisasian Penyintas Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSSLI)" berupa aktivitas screening donor plasma konvalesen dan edukasi bagi penyintas.
"Acaranya diselenggarakan pada Sabtu (26/6/2021) lalu di RSLI, tepatnya di Aula kantor Kogabwilhan II RSLI (Gedung Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan)," kata Joni saat dikonfirmasi, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Permintaan Plasma Konvalesen di Kota Bekasi Naik 50 Persen
Acara itu, kata Joni, bertujuan menggalang para penyintas untuk menjadi donor plasma konvalesen.
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSLI Surabaya, Christrijogo Soemartono Waloejo menyampaikan, para penyintas seharusnya bisa menjadi ujung tombak untuk mengedukasi masyarakat.
"Menghadapi kondisi sekarang ini, fasilitas layanan kesehatan rumah sakit di Surabaya maupun Jatim sudah pada penuh, para nakes tiap hari berjibaku memberikan layanan bagi pasien Covid-19," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI Surabaya, Radian Jadid menyatakan, program pengorganisasian potensi penyintas tersebut sangat membantu.
"Langkah yang tepat ditengah-tengah meningkatnya kebutuhan plasma konvalesen, menjadi wahana bagi penyintas untuk berderma bagi kemanusiaan," kata Jadid.
"Selain itu, ini bisa jadi jembatan kepada PMI untuk terus bergerak memasok kebutuhan plasma konvalesen bagi pasien covid-19 yang membutuhkan. Ini adalah kolaborasi nyata untuk kemanusiaan," tutur dia.