BANDUNG, KOMPAS.com - Aktor Indonesia, Adhin Abdul Hakim, menceritakan pengalamannya berkunjung ke Pattiro, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 2020 silam.
Ia datang kesana untuk mengantarkan bantuan Super Qurban, olahan daging kurban dalam bentuk kaleng. Daerah tersebut menjadi sasaran bantuan karena tidak ada yang berkurban di daerah tersebut.
"Mereka tidak berkurban karena perekonomian susah. Untuk makan sehari-hari saja sulit," ujar Adhin menjawab pertanyaan Kompas.com, Selasa (23/6/2021).
Pemain Film "The Power of Love 2: Hayya" ini menjelaskan, Pattiro merupakan desa yang terisolasi karena tidak ada jembatan.
Baca juga: Warga Gotong Jenazah Tokoh Adat Terobos Sungai yang Banjir gara-gara Tak Ada Jembatan
Dari Maros, membutuhkan waktu sekitar dua jam ke tepi sungai besar. Warga Pattiro tinggal di seberang sungai tersebut.
Pilihannya ada dua, menembus sungai dengan arus kuat yang berbahaya atau jalan memutar sekitar 4 jam untuk mengakses jembatan.
"Orang sana bilangnya 1 jam, tapi ternyata 4 jam. Kita harus melewati hutan di tengah hujan deras, sungai, dan rawa-rawa. Kita tidak tahu kondisinya seperti itu," ucap Adhin.
Saat akan menuju lokasi, air bah datang. Suasananya mencekam, mirip seperti syuting Resident Evil. Warga desa menjaga dirinya dan tim di sebelah kiri, kanan, depan, dan belakang.
Begitu sampai, ia melihat pemandangan memilukan. Di sana tidak ada sekolah. Mereka belajar dari relawan yang datang beberapa hari dalam sepekan.
Mereka belajar di halaman rumah, bersatu dengan kandang hewan ternak. Tak ada juga tempat MCK (mandi cuci kakus). Bila ingin buang air harus ke sungai.
"Untuk ke sungai kita harus berjalan kaki 500 meter melewati hutan. Tak ada juga listrik," ungkap dia.
Bahkan di beberapa kampung ada warga yang belum pernah melihat masjid saking jauhnya masjid dari tempat mereka.
"Di sini (kota) masjid banyak banget. Ketika ada panggilan adzan, tar sok tar sok dulu (shalatnya)," ucapnya.