KOMPAS.com - Lima calon tenaga kerja wanita kabur dari lantai empat Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLK-LN) Central Karya Semesta (CKS) di Kota Malang, Sabtu (12/6/2021).
Mereka kabur dengan terjun dari ketinggian 15 meter menggunakan tali yang dibuat dari selimut. Dua orang berhasil kabur dan tiga orang lainnya mengalami luka.
Salah satu calon TKW yang kabur adalah Fauziah, warga Dusun Enjak, Desa Labulie, Lombok Tengah.
Baca juga: Munisah Menangis, Anaknya yang Menjadi Calon TKW Loncat dari Gedung Setinggi 15 Meter
Karena terjatuh, Fauziah mengalami patah tulang dan saat ini masih dirawat intensif di salah satu rumah sakit.
Sementara empat rekannya adalah Baiq Indriani (24) asal Masbagik, Lombok Timur, Aini (34) asal Desa Bugis Kabupaten Sumbawa, Kartini (24) asal Sumbawa Besar, dan Minati (33) asal Kropok, Kabupaten Sumbawa.
Baca juga: 5 CPMI Terjun dari Lantai 4 BLK di Malang, Ini Sejumlah Dugaan Pelanggaran yang Ditemukan BP2MI
Sang anak mengaku tak betah menerima perlakuan tak menyenangkan selama di tempat latihan. Salah satunya karena jarang dikasih makan.
Selain itu mereka juga dibatasi berkomunikasi dan ponselnya disita. Karena itu, Fauziah dan rekan-rekannya pun memilih untuk kabur.
Baca juga: Bantah Temuan Pelanggaran Terhadap CPMI, BLK Malang: Kami Sesuai Aturan
Munisah bercerita, sebelum kabur, anaknya sempat menelepon dan memberitahukan niatnya.
"Sebelum dia (Fauziah) kabur itu, dia sempat nelpon, katanya 'ibu-ibu saya mau lari (kabur), terus saya bilang jangan-jangan'," kata Munisah, saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Labulie, Lombok Tengah, Jumat (18/6/2021).
"Katanya dia tidak betah, karena makannya hanya sedikit dikasih sarapan hanya pakai kolak, terus katanya tidak dikasih ke luar, sangat ketat, dan handphone-nya sering disita," kata Munisah sambil berlinang air mata.
Baca juga: Sering Dibully Jadi Alasan 5 Calon Pekerja Migran Terjun dari Lantai 4 BLK Malang
Munisah mengaku sangat rindu dengan anaknya. Namun karena keterbatasan biaya, ia tak bisa menjenguk anaknya yang dirawat di rumah sakit. Sang anak hanya dijenguk oleh sang ayah yang terbang ke Malang.
"Saya pingin sekali lihat dia, tapi tidak punya uang, itupun kemarin keberangkatan bapaknya dapat ngutang," kata Munisah.
Salah satu kejanggalan adalah gaji yang dijanjikan pada calon TKW akan dipekerjakan di Singapura.