KOMPAS.com - Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua menegaskan, imbauan bahaya tsunami dan menjauhi pesisir yang sempat dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) usai gempa magnitudo 6,1 telah dicabut pada Kamis (17/6/2021).
Oleh karena itu, Bupati Abua mengimbau masyarakat yang masih bertahan di pengungsian untuk kembali ke rumah masing-masing. Khususnya, pengungsi yang rumahnya tak mengalami kerusakan.
“Saat ini status potensi tsunami dan imbauan menjauhi pesisir pantai telah dicabut oleh BMKG, jadi kepada warga yang rumahnya tidak rusak sudah bisa kembali lagi,” kata Abua kepada Kompas.com via telepon seluler, Jumat (18/6/2021).
BPBD Maluku Tengah mencatat, sebanyak 7.227 warga Kecamatan Tehoru dan Teluti yang bertahan di pengungsian hingga hari kedua pascagempa.
Sebagian dari mereka memilih bertahan karena masih trauma dengan gempa yang mengguncang wilayah itu pada Rabu.
Baca juga: 7.227 Pengungsi Masih Bertahan di Perbukitan, BPBD Maluku Tengah: Mereka Trauma dengan Gempa
Bupati Abua mengaku telah meninjau sejumlah lokasi pengungsian. Bersama dinas terkait, Abua telah menyalurkan sejumlah bantuan kepada pengungsi.
“Untuk kebutuhan para pengungsi sudah disalurkan, mulai dari tenda, terpal, selimut, obat-obatan hingga kebutuhan pangan dan air bersih,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah Abdul Latif Key juga mengimbau para pengungsi kembali ke rumah.
Latif menambahkan, masih ada gempa susulan yang mengguncang wilayah Maluku Tengah. Namun, getaran gempa susulan itu terbilang kecil.
"Jadi warga yang rumahnya rusak ringan atau tidak rusak sama sekali bisa kembali ke rumah, apalagi status tsunami dan menjauhi pantai sudah dicabut oleh BMKG jadi sudah bisa kembali,” katanya.