Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Bocah 10 Tahun Asal Aceh Diduga Diperkosa Ayah dan Paman, Dua Pelaku Divonis Bebas

Kompas.com - 17/06/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Mahkamah Syariah di Aceh memvonis bebas dua terduga pemerkosa seorang anak perempuan di bawah umur, pada Maret dan Mei 2021 lalu. Kedua terduga adalah ayah kandung dan paman sang anak.

Pegiat perlindungan anak menilai bahwa hakim tidak punya perspektif anak, kemudian qanun Aceh pasal pemerkosaan dan pelecehan seksual harus direvisi. Sementara warga minta Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) segera disahkan DPR.

Lala (bukan nama sebenarnya) begitu muram ketika ditemui di rumah neneknya, pada akhir Mei 2021 lalu.

Baca juga: Perkosa Bocah 10 Tahun, Ayah dan Paman di Aceh Divonis Bebas, Hasil Visum Tak Dijadikan Alat Bukti

Ketika anak lain seusianya bisa tertawa riang dan sedang mengenyam pendidikan, Lala yang masih berusia di bawah sepuluh tahun, justru harus berhenti sekolah demi mengurus adik dan ibunya yang sakit parah.

Hal itu terus dia lakukan sampai akhirnya sang ibu menghembuskan nafas terakhir pada pertengahan Mei tahun lalu.

Namun baru tiga bulan ibunya pergi, malang justru menimpa dirinya.

Lala diperkosa sebanyak tiga kali oleh ayah kandung dan pamannya, saat dia sedang berada di rumah pada Agustus 2020.

Baca juga: Kronologi Bocah 10 Tahun Dianiaya hingga Babak Belur, Berawal Antar Makanan untuk Keluarga Ayah Tiri

Tak lagi keceriaan

Ilustrasi keadilan bagi korban perkosaan anak perempuan.DAVIES SURYA/BBC Ilustrasi keadilan bagi korban perkosaan anak perempuan.
Kejadian pahit ini mengubah hidup Lala. Menurut neneknya, anak itu dulunya ceria. Namun, kini dia menjadi penyendiri dan enggan bertemu dan mengobrol dengan orang.

Dia memilih menghabiskan waktu sendirian dan termenung di depan rumah neneknya. Raut wajahnya sudah tak lagi menampakkan keceriaan.

Sementara nenek Lala, berharap agar kedua pelaku pemerkosa cucunya dihukum penjara.

"Tapi mau bagaimana, mereka [pelaku] sudah dibebaskan," kata nenek Lala BBC News Indonesia.

Baca juga: Pria Ini Dirampok Saat Pacaran di Kebun Sawit, Kekasihnya Dibawa Kabur dan Diperkosa Perampok

Sekarang yang bisa dilakukan nenek Lala hanya menjaga dan membesarkan cucunya.

"Sampai dia menikah nanti, karena saya ambil dia sebagai pengganti anak saya. Soal rezeki Allah yang atur," kata nenek Lala, yang seharinya diupah Rp 25.000 dari pekerjaan sebagai juru masak di rumah makan.

"Saya sedih, apalagi ini kejadian menimpa cucu pertama dari anak pertama. Bukan saya saja, tapi suami saya juga sedih," kata nenek Lala.

Baca juga: Mengaku Diperkosa, Istri Pembunuh Bos Barang Bekas Trauma dan Malu, Sampai Ingin Pindah dari Desa

Pendamping anak dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Aceh Besar, Dedi, mengatakan, kondisi Lala sampai kini masih belum baik.

Menurutnya, guncangan psikologis yang dialami Lala tergolong luar biasa.

Namun karena Lala memiliki riwayat perjuangan kuat, mengingat dari kecil sudah mengasuh ibunya yang sakit, itu yang mungkin membuatnya terlihat masih bisa bertahan.

Namun, Dedi mengakui pihaknya tidak bisa memberikan pendampingan secara utuh lantaran memiliki keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM).

Baca juga: Komplotan Ini Rampok 11 Rumah Kos di Makassar, 2 Mahasiswi Diperkosa, 2 Pelaku Ditembak Polisi

Hal ini diamini Saslina, Kabid Perlindungan dan Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak (P2TP2A) Aceh Besar.

Dia mengatakan pihaknya tidak memiliki tenaga pengacara dan tenaga psikolog tetap, padahal untuk tahun ini saja sudah ada tiga kasus perkosaan yang menimpa anak.

"Makanya seperti sekarang korban kita rujuk ke [pemerintah] provinsi, mungkin mereka punya tenaga psikolog yang lebih, ada tenaga pengacara juga," kata Saslina.

Baca juga: Fakta Perampokan di Kos Mahasiswi, Korban Diperkosa dan Pelaku Ditembak Polisi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Regional
Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Regional
Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Regional
Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Regional
Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Regional
Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Regional
Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Regional
Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Regional
Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Regional
Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Regional
Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Regional
Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Regional
Gerombolan Bersenjata Tajam Kembali Berulah di Jalan Lingkar Salatiga

Gerombolan Bersenjata Tajam Kembali Berulah di Jalan Lingkar Salatiga

Regional
Elpiji 3 Kg di Semarang Mahal dan Langka, Pertamina Beri Penjelasan

Elpiji 3 Kg di Semarang Mahal dan Langka, Pertamina Beri Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com