Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Rubi, Sebatang Kara Tinggal di Rumah Reyot, Menangis Ingat Anak 10 Tahun Tak Pulang

Kompas.com - 13/06/2021, 12:04 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com –  Langkah Nenek Rubi (78) sedikit terseok ketika ia memperlihatan sisa tembok bangunan bagian belakang rumahnya yang tinggal separuh karena runtuh saat hujan deras dua tahun lalu.

Di rumah yang hanya berukuran 4x6 meter itu terlihat, separuh tembok belakang dari bata merah sudah setengah rebah. Nenek Rubi pun berinisiatif menopang sisa tembok batu bata tersebut dengan beberapa bilah bambu.

"Hujannya waktu itu deras sekali, pondasinya tidak kuat akhirnya roboh karena tidak ada besinya.. Saya topang pakai bambu biar yang tersisa tidak roboh," ujarnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya, di Desa Sidowayah, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (13/06/2021).

Rumah Nenek Rubi merupakan rumah yang terbuat dari bagian bawah tembok bata sementara separuh dinding ke atas terbuat dari kayu dan bambu.

Baca juga: Kisah Pilu Nenek Adriana Mawar, Tinggal di Gubuk Reyot, Makan Kadang dari Belas Kasih Tetangga

Rumah tersebut juga merupakan bantuan  TNI dan warga sekitar 9 tahun lalu. Sejak saat itu rumah tersebut tak  pernah tersentuh rehabilitasi sehingga kondisinya sangat memperihatinkan.

Tak memiliki uang untuk menutup tembok bagian belakang rumahnya yang roboh, Nenek Rubi hanya menutupnya dengan terpal kuning.

Kondisi memprihatinkan juga terlihat dari bagian kamar yang hanya beralaskan tanah, sementara untuk tidur Nenek Rubi hanya memiliki kasur lepek di sudut kamar.

Bersebelahan dengan tempat tidur sejumlah gentong tempat menyimpan beras bersanding dengan kotak yang digunakan menyimpan benda lainnya.

Kondisi atap rumah Nenek Rubi juga memprihatinkan karena atap genting yang disangga bambu tersebut telah lapuk.

“Satu -ruangan yang tidak kena air pas hujan ya di kasur saja,” imbuhnya.

Baca juga: Curhat ke Dedi Mulyadi, Pelajar yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Sampaikan Keinginan Ini

Tangan terkilir, Nenek Rubi hidup dari belas kasihan tetangga

Dua  tahun terkahir tangan kanan Nenek Rubi terkilir yang membuat dia tak lagi bisa bekerja sebagai buruh tani.

Tak lagi bisa bekerja membuat Nenek Rubi hanya bergantung dari bantuan pemerintah melalui bantuan pangan non tunai dan belas kasihan tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Satu satunya pekerjaan ang bisa dilakukan Nenek Rubi adalah menjadi buruh kupas bawang merah milik warga.

"Tangan  ini rasanya nyeri dan  lemas. Paling bisa kerja buruh mengupas bawang merah. Sehari kalau dapat 20 kilo upahnya Rp 10.000," katanya.

Di rumah kecilnya tersebut Nenek Rubi juga tidak memiliki kamar mandi ataupun WC.  Di memilih mandi dan buang air besar di sungai tak jauh dari umahnya.

“Mandi ya di sungai situ. Mau numpang tetangga takut merepotkan,” ucapnya.

Baca juga: Kisah Pilu Aida, Siswi SMK Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot, Ditinggal Kedua Orangtua Sejak Balita

 

Kades: ada pandemi, usul rehab rumah Nenek Rubi terbentur anggaran 

Kepala Desa Sidowayah Suyatno mengatakan, keberadaan Nenek Rubi memang sudah memprihatinkan beberapa tahun terakhir.

Dia mengaku hanya bisa membantu melalui bantuan pangan nontunai serta PKH untk menunjang kebutuhan hidupnya.

"Kalau kebutuhan sehari hari kita bantu melalui pangan nontunai atau PKH," katanya.

Terkait rumah Nenek Rubi yang reyot menurut Suyatno pemerintah Desa Sidowayah telah berupaya menyisihkan anggaran Rp 5 juta untuk merehab rumah Nenek Rubi.

Suyatno mengaku kondisi pandemi Covid-19 membuat pemerintah desa belum bisa membantu melakukan rehabilitasi rumah Nenek Rubi karena terbentur anggaran.

Ia juga belum bisa memastikan kapan akan melakukan rehab rumah nenek renta tersebut. "Kami juga sudah usulkan ke pemerintah daerah untuk dibantu,” imbuhnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com