JAYAPURA, KOMPAS.com - Situasi keamanan yang kurang kondusif di Kabupaten Puncak, Papua, selama dua bulan terakhir membuat masyarakat dari 13 kampung mengungsi ke Distrik Ilaga.
Masyarakat takut menjadi korban dari kontak senjata antara aparat keamanan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Baca juga: Kronologi KKB Tembak Mati Seorang Warga di Puncak, Korban Sempat Teriak Ampun Komandan
"Memang ada 1.700 warga yang mengungsi di Ilaga, tapi menurut saya mereka bukan mengungsi, tetapi hanya mengamankan diri untuk sementara," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri di Jayapura, Kamis (3/6/2021).
Warga yang mengungsi itu berasal dari tiga distrik, yakni Distrik Ilaga, Ilaga Utara, dan Mabugi.
Namun Fakhiri menyebut, sebagian pegungsi sudah mulai kembali ke kampungnya masing-masing.
"Mereka ini mengamankan diri dari gangguan KKB wilayah puncak. KKB biasa menjadikan perkampungan warga sebagai tempat untuk mengumpulkan logistik mereka," kata dia.
Untuk mengantisipasi KKB kembali mencari logistik di perkampungan, Fakhiri memastikan personel keamanan yang telah ditempatkan di beberapa titik strategis tidak akan ditarik sehingga lokasi tersebut akan steril dari KKB.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua, Frits Ramandey mengaku telah menemui para pengungsi.
Baca juga: Tipu Nasabah hingga Rp 11 M, Pengusaha Properti di Surabaya Terancam 4 Tahun Penjara
Menurut pengakuan para pengungsi mereka ingin segera kembali ke rumahnya masing-masing.
"Mereka minta difasilitasi untuk kembali ke kampungnya karena selama mereka mengungsi, tanaman dan ternak mereka tidak ada yang urus," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.