MALANG, KOMPAS.com - Tidak hanya kekerasan seksual, eksploitasi ekonomi diduga juga terjadi pada siswa di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu, Jawa Timur.
Dugaan eksploitasi ekonomi berupa pemberian beban kerja kepada siswa ini juga sudah dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.
"Nanti akan kita lakukan kajian apa betul terjadi eksploitasi ekonomi bahwa sesungguhnya mereka itu bukan hanya sekolah, tetapi juga bekerja," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur Andriyanto saat mendatangi sekolah tersebut, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: SMA di Batu Bantah Tudingan Kekerasan Seksual yang Dilaporkan Komnas PA
Meski begitu, Andriyanto mengatakan, dari 21 korban yang sudah melapor, semuanya mengaku korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh JE, pendiri sekolah tersebut.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB Hikmah Bafaqih mengatakan masih akan mengkaji dugaan eksploitasi ekonomi tersebut.
Sebab, menurutnya, skema yang dilakukan oleh SMA SPI masih tergolong baru baginya.
SMA tersebut memberikan pendidikan gratis, tetapi juga memberikan beban kerja.
Banyak alumnus yang masih berada di sekolah tersebut untuk mengelola unit usaha. Salah satunya adalah hotel yang ada di dalam kompleks sekolah tersebut.
"Ini baru bagi kami, sekolah dengan model seperti ini baru bagi kami. Kita harus melakukan telaah dan menstandarkan, kira-kira sekolah dengan model seperti ini boleh memberikan beban kerja seperti apa agar tidak masuk ke bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak," katanya.
Baca juga: Dugaan Kekerasan Seksual Anak di Kota Batu, Jumlah Korban yang Melapor Jadi 21 Orang