SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat tingkat keterisian rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus telah mencapai 90 persen.
Hal ini disebabkan karena terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus yang saat ini berstatus zona merah.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo meminta seluruh rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19.
"RSUD Loekmono Hadi dan Rumah Sakit Mardi Rahayu BOR-nya (bed occupancy rate) sudah di atas 90 persen. Maka harus ada relaksasi," jelasnya saat konferensi pers daring, Jumat (28/5/2021).
Yulianto telah menugaskan Rumah Sakit Wongso Negoro (RSWN) Semarang untuk dapat merawat pasien dari Kabupaten Kudus dan sekitarnya.
Baca juga: Kapolda Papua: Saya Berharap Semua Masyarakat yang Mencintai Tanah Papua Ini Damai...
"RSUD Loekmono Hadi juga meningkatkan tempat tidur hampir dua kali lipat. Rumah Sakit Mardi Rahayu juga melakukan hal serupa dan peningkatan kapasitas sumber dayanya juga kita latih untuk merawat di ruang isolasi atau di intensive care unit," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga melatih tenaga kesehatan yang ada di dua rumah sakit yakni RSUD Loekmono Hadi dan Rumah Sakit Mardi Rahayu.
Yulianto mengatakan, tingkat penularan Covid-19 di Jawa Tengah sebelum Lebaran sempat mengalami penurunan.
Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau tempat isolasi masih rendah, yakni di bawah 30 persen.
"Hari ini dan kemarin, menurut teori epidemiologi merupakan masa inkubasi adalah 2-14 hari, kalau terjadi penularan memang masa-masa kritis. Maka, satu minggu ke depan kita harus betul-betul waspada dan siap siaga, untuk mengantisipasi apabila ada lonjakan kasus," ujarnya.