NUNUKAN, KOMPAS.com – Bau menyengat kotoran ayam dan bekatul begitu menusuk hidung saat kita masuk ke dalam gang yang menjadi jalan masuk kediaman Musakkir (48).
Penjual lemang yang berhati mulia ini, tinggal di salah satu rumah di antara kandang-kandang ayam potong, dan lumayan jauh dari pemukiman di Jalan Cut Nyak Dien, Nunukan, Kalimantan Utara.
Di rumah tersebut, terbaring lemah seorang kakek renta bernama Hasan Bin Said (60).
Kakek tua ini telantar tanpa sanak saudara, tanpa identitas dan ditemukan Musakkir saat merintih menahan sakit di pondokan tengah kebun yang berbatasan dengan kebun miliknya.
‘’Sekitar tujuh bulan lalu saya bawa dia (Hasan), waktu itu saya mau menanam nanas tapi mendengar suara orang kesakitan di rumah kebun. Saya datangi ternyata kakek tua dan sebatang kara,’’tutur Musakkir, Sabtu (22/5/2021).
Baca juga: Polisi yang Telantar di Merak Selama 10 Hari Sudah Dijemput dan Dibawa Kembali ke Lampung
Rintihan kesakitan membuat kemanusiaannya tergerak, ia sekuat tenaga memanggul di kakek dan membawanya ke rumah sakit untuk diobati.
Dokter mendiagnosa si kakek mengidap TBC selama bertahun tahun dan sulit ditangani dengan usia senja tersebut.
Tanpa ragu, Musakkir membayar biaya pengobatan si kakek dan membawanya tinggal bersamanya.
‘’Saya membayangkan bagaimana jika orang itu saya. Sudah demikian tua, terlantar pula. Biarlah saya hidup susah di dunia dengan berbuat sedikit kebaikan. Harapan saya nanti hidup senang di akhirat,’’katanya.
Sejak itu, seluruh kebutuhan si kakek ia tanggung, setiap harinya ia memandikan si kakek, menyuapi makanan, mengganti popoknya dan memapahnya ke kamar kecil sampai membersihkan bekas kotoran si kakek.
Namun siapalah Musakkir, ia hanya orang yang menggantungkan hidup dengan berjualan lemang, makanan dari ketan yang dimasukkan bambu dan dibakar.
Ekonominya tidak mampu membiayai si kakek dan sekaligus menjaga dapurnya terus berasap.
Dalam kondisi tekanan ekonomi seperti itu, berulang kali perbuatan Musakkir mendapat cibiran dan cemoohan tetangga.
Banyak yang menuding Musakkir kurang kerjaan karena mau hidup susah demi menghidupi orang yang tak dikenalnya.
‘’Banyak dari mereka suruh kembalikan saja itu kakek ke rumah kebun. Tinggalkan dia, karena hanya menyusahkan. Saya katakan ke mereka, setiap hari kumpulan anjing liar masuk rumah saya saja tidak pernah saya usir. Kenapa manusia jompo dan terlantar harus saya usir?’’katanya emosional.