BLITAR, KOMPAS.com - Saat gempa mengguncang wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya, Jumat pukul 19.09 WIB (21/5/2021), Jazuli, warga Dusun Sumberjo, Desa Jabung, Kecamatan Talun itu segera lari keluar rumah.
Setelahnya, perajin tempe rumahan itu masuk kembali ke rumahnya bersama istrinya, Sri, dan anaknya.
Ketika gempa yang berpusat di tenggara Blitar itu mengguncang, Jazuli dan istrinya Sri baru saja selesai menyiapkan rendaman kedelai untuk pembuatan tempe.
"Pas gempa itu sebenarnya mau makan. Jadi setelah gempa reda, masuk rumah lagi ya kami langsung makan di ruang tamu," ujar Jazuli saat ditemui di rumahnya, Sabtu (22/5/2021).
Baca juga: Cerita Warga Bukittinggi Diguncang 4 Kali Gempa pada Jumat Malam
Pada saat Jazuli dan Sri menikmati makan malamnya itulah, dapur berukuran sekitar 2x3 meter yang juga merupakan tempat produksi tempe itu ambruk.
"Terdengar suara 'krak', terus kemudian 'brok'. Saya keluar rumah, ternyata dapur Pak Jazuli roboh," ujar Lilik, warga yang rumahnya persis di sebelah rumah Jazuli.
Menurut Lilik, suara yang berasal dari ambruknya dapur rumah Jazuli sebenarnya cukup keras tapi Jazuli dan istrinya tidak sadar kalau suara itu berasal dari ambruknya dapur rumah mereka.
Baca juga: Tak Berdaya Saat Gempa Melanda, Nenek Musrifah Tetap Terbaring walau Teras Rumah Roboh
Jazuli dan Sri, ujar Lilik, bahkan masih terus melanjutkan makan malam mereka tanpa sadar dapur rumah mereka telah ambruk.
"Saya malah teriak-teriak ke mereka bahwa dapur rumah mereka ambruk," ujar Lilik.
Kerusakan yang menimpa dapur rumah Jazuli masuk kategori rusak berat dalam pendataan Pemerintah Kabupaten Blitar.
Hingga Sabtu pagi (22/5/2021), pemutakhiran data oleh BPBD Kabupaten Blitar menyebutkan jumlah kerusakan akibat gempa tersebut mencapai 112 rumah dan bangunan di 15 kecamatan.
Kerusakan berat tercatat hanya satu, yaitu rumah milik Jazuli di Kecamatan Talun.