BANDUNG, KOMPAS.com - Maulana (27) menghela napas.
Warga Parakan Muncang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ini mencoba mempercepat laju kendaraannya, namun tidak bisa.
Ia tidak bisa menembus kemacetan yang disebabkan pemeriksaan di posko penyekatan mudik.
Apalagi pelat nomor motornya Z yang menunjukkan daerah Sumedang.
Sedangkan kantornya ada di Kota Bandung (pelat nomor D).
Baca juga: Kisah Pemudik, Mulai dari Jalan Kaki, Mengumpet di Bak hingga Berdalih Naik Angkot
"Saya harus melewati dua posko penyekatan mudik. Satu di dekat pintu Tol Cileunyi, satu lagi di Cibiru (perbatasan Kabupaten Bandung-Kota Bandung)," tutur Maulana kepada Kompas.com di Bandung, Jumat (7/5/2021).
Mau tidak mau, karena pelat nomornya berbeda, ia masuk ke ruas jalan khusus pelat nomor selain D.
"Saya enggak ditanya apapun, lewat begitu saja. Untung juga enggak ditanya," ucap Maulana.
Baca juga: Petugas Curiga Tumpukan Kain Bergerak, Ternyata Pemudik dan Motornya Bersembunyi
Namun, persoalannya adalah kemacetan luar biasa menuju posko penyekatan mudik ini.
Biasanya, dari rumah ke kantor, Maulana hanya membutuhkan waktu 1 jam.
Namun hari ini hampir 2 jam. Padahal itu pun sudah berusaha ngebut.
"Jadinya saya terlambat hampir 1 jam di kantor kemarin. Makanya hari ini pergi lebih pagi dan enggak masuk ke lajur non pelat D. Tapi tetap saja butuh waktu 1 jam lebih," tutur dia.