BLITAR, KOMPAS.com - Sudah lebih dari dua pekan pria berusia 44 tahun bernama Nur Rohim hanya bisa tergolek di tempat tidur di rumahnya, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Salah satu juru kunci Makam Presiden Soekarno (Bung Karno) itu mulai merasakan gangguan kesehatan, antara lain badan lemas dan demam.
Gejala itu dirasakan sekitar sembilan hari setelah mendapat suntikan dosis kedua vaksin Covid-19.
Rohim masuk kelompok prioritas vaksinasi tahap kedua sebagai petugas pelayanan publik. Sehari-hari dia harus melayani ratusan dan kadang ribuan peziarah Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar itu.
Sebagai juru kunci, Rohim juga akan memimpin doa para peziarah di pusara Proklamator Kemerdekaan itu.
Berdasarkan keterangan keluarga, Rohim menerima suntikan dosis pertama pada 11 Maret. Lalu, dosis kedua pada 16 Maret.
Sekitar sembilan hari setelah menerima suntikan dosis kedua, kesehatan Rohim terus menurun.
Baca juga: Guru Susan di Sukabumi Lumpuh Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Keluarga: Berharap Kembali Sehat
"Katanya kakinya teklok (lemas), mulai kesusahan menyangga badan. Juga demam tapi nggak tinggi," ujar Munifatul Khotimah, istri Rohim, Rabu malam (5/5/2021).
Menurut Khotimah, waktu itu suaminya juga mengeluhkan sakit perut, susah buang air besar, dan susah kencing.
Hari berganti hari, kondisi kesehatannya tidak membaik, semakin memburuk.
Pada 12 April, keluarga membawa Rohim ke RSUD Mardhi Waluyo, Kota Blitar, untuk mendapat perawatan medis.
Rohim menjalani rawat inap selama tiga hari hingga 15 April. Namun, sehari kemudian, Rohim semakin lemas hingga kesusahan jika harus berdiri.
Setelah lima hari dirawat di rumahnya, Rohim kembali dilarikan ke rumah sakit yang sama. Ia dirawat selama sembilan hari hingga 21 April.
Namun kondisi kesehatannya tidak berubah, kondisinya justru semakin parah dan tak mampu berdiri.