Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 yang Kabur Terobos Kaca Dipastikan Meninggal karena Virus Corona Bukan Disebabkan Pendarahan

Kompas.com - 05/05/2021, 18:18 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pasien Covid-19 yang meninggal setelah kabur menerobos kaca di RSUD Ade M Djoen Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dipastikan meninggal karena virus corana bukan karena pendarahan

Hal tersebut disampaikan Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rosa Trifina.

Ia menjelaskan saat kabur, pasien menerobos pintu kaca hingga pecah. Kaki pasien mengalami luka terkena pecahan kaca.

Baca juga: Cabut Infus dan Oksigen, Pasien Covid-19 Meninggal Setelah Kabur Terobos Pintu Kaca RS, Ini Kronologinya

Enam jam setelah berusaha kabur, pasien dinyatakan meninggal dunia karena virus corona bukan karena pendarahan serius di kaki saat menerjang pintu kaca.

Menurut Rosa, pasien yang bersangkutan sudah dirawat selama 9 hari setelah hasil PCR-nya positif Covid-19.

"Pasien ini memang sudah terkonfirmasi corona, dirawat hari ke 9. Meninggalnya setengah 3 subuh. Tidak ada pendarahan yang serius, cuman mungkin kalau kita lihat dari kejadian bahwa sebelumnya ada kejadian perburukan kondisi umum, (pasien meninggal) ya karena penyakit yang dideritanya, karena corona," jelas Rosa Rabu (5/5/2021) dikutip dari Tribun Pontianak.

Baca juga: Coba Terobos Pintu Kaca Rumah Sakit, Seorang Pasien Covid-19 Meninggal

Menurut Rosa, satu hari sebelum kejadian, kondisi pasien memburuk dan terlihat gelisah.

"Satu hari sebelum kejadian, pasien ini memang sudah ada perburukan kondisi umumnya. Pasien mengalami demam, panas, sesak, delirium (kebingungan dan kurang kesadaran) gelisah. Dan ini sudah menjadi pantauan kita," kata Rosa.

Lalu pada selasa malam sekitar pukul 20.30 WIB, pasien semakin gelisah, sesak napas, dan mengalami penurunan oksigen.

Perawat yang berjaga kemudian konsultasi ke dokter dan pasien disarankan untuk mendapat terapi.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Bupati Nunukan soal 2 TKI Positif Covid-19 Kabur Saat Karantina

Dalam keadaan gelisah, pasien yang seorang diri di dalam kamar itu melepas oksigen dan berniat kabur.

Namun ia dihalang-halangi oleh perawat agar tidak keluar dari kamar dan kembai ke tempat tidur. Namun pasien mencari jalan pintas dengan menerobos pintu kaca.

"Dia menolak, tetap mau keluar, pada akhirnya dia keluar. Karena dari pintu dia tidak bisa keluar karena dijaga perawat, akhirnya dia mencari jalan pintas lain pintu kaca sehingga kacanya pecah," beber Rosa.

Baca juga: Berawal 4 Warga Mengeluh Demam dan Sesak Napas Usai Pulang dari Munggahan, Terbongkar 108 Warga Positif Covid-19

Rosa menjelaskan depresi pada pasien bisa saja terjadi. Apalagi saat melihat surat keterangan hasil swab PCR positif corona, ditambah muncul gejala sesak nafas, batuk.

"Pikiran bercampur aduk, bisa menimbulkan stres kepada pasien. Kalau dikatakan dia depresi bisa saja terjadi, apalagi dalam kondisi sudah dirawat hari ke-9, kemudian mengalami sesak nafas, demam, pikiran pasien campur aduk, bisa saja itu menimbulkan kecemasan berlebihan," kata Rosa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com