Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sunanto
Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Ramadhan, Madrasah Moderasi Agama

Kompas.com - 19/04/2021, 13:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak terasa puasa bulan suci Ramadhan sudah memasuki hari kedelapan. Bulan di mana terdapat sejuta keutamaan, bulannya Allah (syahrullah) karena Dia yang akan memberi pahala secara khusus kepada mereka yang beriman dan menjalankan perintah puasa dengan kesungguhan total.

Bulan ramadhan juga merupakan bulan ketika Al Quran sebagai wahyu Allah diturunkan. Ramadhan juga identik dengan bulan kesabaran, karena seluruh umat Islam dilatih untuk sabar dalam menjalankan setiap perintah-Nya, menjauhi seluruh maksiat dan juga termasuk sabar menghadapai musibah.

Belum lagi disebutkan tentang bulan keikhlasan, rahmat dan juga ruang menuju fitrah sebagai umatnya. Berbagai jalan ibadah dan perintah kewajiban puasa itu muaranya pada insan bertakwa (tattaqun) sebagaimana dalam Surat Al Baqarah ayat 183.

Madrasah moderasi beragama

Tulisan ini dibuat tidak untuk menghadirkan diskursus tentang berbagai keutamaan yang sudah diulas oleh kebanyakan orang.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa dan Kedisiplinan

Saya mencoba menawarkan satu pandangan tentang relasi ibadah puasa Ramadhan dengan madrasah moderasi beragama. Islam wasathiyah (tengahan) sebagai satu persenyawaan dari tujuan puasa yang telah diwajibkan itu, sekaligus sebagai kerangka sikap kolektif umat Islam di Indonesia yang kemudian bermuara pada wajah Islam yang sebenar-benarnya.

Mengapa saya coba tawarkan konsep moderasi beragama dikaitkan dengan puasa Ramadhan? Sebagaimana kita ketahui, akhir-akhir ini sangat massif cara berislam yang bentuknya justru saling klaim kebenaran dan menyalahkan kelompok lain yang tak sama.

Masih hangat juga di ingatan kita tindakan yang mengarah pada ektremisme terorisme yang jelas-jelas merugikan banyak orang, tapi diklaim sebagai perjuangan agama Islam.

Bahkan lebih jauh tindakan kelompok kecil ini kemudian telah merusak citra Islam sebagai agama yang tidak nyaman bagi umat manusia, termasuk di Indonesia.

Padahal sesungguhnya Islam sendiri hadir sebagai rahmat untuk sekalian alam. Seperti apa yang pernah disampaikan KH Ahmad Dahlan bahwa "Agama itu pada mulanya bercahaya, berkilau-kilauan, akan tetapi makin lama makin suram, padahal yang suram bukan agamanya, tetapi manusianya yang memakai agama".

Dalam konteks inilah kemudian saya meyakini bahwa jalan takwa melalui puasa Ramadhan itu sangat lekat dengan sikap bergama yang wasathiyah (tengahan), tidak kekiri-kirian pun tidak kekanan-kananan.

Dalam banyak pandangan secara umum, karakter moderasi beragama bertumpu pada pola sikap posisi jalur tengah (tawazun), tindakannya proporsional (i'tidal), mengakui segala perbedaan (tasamuh), menyelesaikan segala masalah dengan musyawarah (syura), reformatif dan konstruktif dalam kebaikan kolektif (ishlah) dan berbagai karakter nilai lainnya.

Kalau kita sandingkan antara esensi tujuan puasa Ramadhan dengan moderasi beragama, seperti dua sisi mata uang, integratif dan tidak tidak dapat dipisahkan. Persenyawaan bertakwa (tujuan puasa Ramadhan) menjadi pola pikir moderasi beragama tentu sangatlah menarik dan perlu dijadikan gerakan bersama.

Jika setiap umat Islam memaknai ibadah dengan sikap moderasi beragama, maka tentu akan dapat mencegah berbagai dampak buruk yang belakangan massif di tengah-tengah masyarakat. Misalnya saja ektremisme. Yang dalam hemat saya, mereka menjadi ekstrem hanya karena memiliki cara pandang beragama yang kurang tepat.

Manfaat dari menjadikan puasa Ramadhan sebagai madrasah moderasi beragama adalah bulan puasa tidak kemudian malah memunculkan tindakan main hakim sendiri. Aksi sweeping warung yang beroperasi saat puasa misalnya masih kerap terjadi. Mereka yang tidak berpuasa atau tetap menjalankan aktivitas usaha makanan, dapat benar-benar saling menjaga dan menghormati satu sama lain.

Setiap umat Islam Indonesia yang berpuasa benar-benar mewujud sebagai insan yang kemudian menerjemahkan ibadah dengan sebenar-benarnya. Artinya, ibadah puasa kemudian menjadi gerakan kolektif yang dapat menghadirkan kondisi masyarakat yang berkemajuan. Pejabatnya amanah dan memiliki tanggung jawab mengedepankan dialog saat ada masalah publik, para pelaku usaha tidak menyinggung dan menganggu yang berpuasa. Mereka yang berpuasa pun tidak semena-mena mengoreksi atau melakukan tindakan yang sarat prasangka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com