Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh 200 Liter Minyak Atsiri untuk Basmi Lumut di Candi Borobudur

Kompas.com - 08/04/2021, 17:50 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Permukaan batu Candi Borobudur mulai disemprot minyak Atsiri oleh Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB).

Minyak dari ekstrak daun sereh wangi dan rempah-rempah ini terbukti mampu membasmi lumut yang tumbuh di permukaan batu andesit candi. 

Pamong Budaya Madya Balai Konservasi Borobudur Nahar Cahyandaru menjelaskan, sejak tahun 1980 sampai 1990-an herbisida kimia menjadi pilihan utama membasmi lumut pada batuan candi.

Baca juga: Tinjau Penataan Kawasan Candi Borobudur, Ganjar: Progresnya Bagus

 

UNESCO kemudian melarang pengguanan bahan kimia karena dianggap berbahaya, baik bagi batu yang usianya ribuan tahun itu maupun terhadap lingkungan sekitarnya. 

"Dulu kita pakai bahan kimia. Kemudian ada teguran dari UNESCO bahwa penggunaan bahan kimia harus dihentikan karena tidak ramah lingkungan, juga berbahaya dalam jangka panjang. Bikin aus (batuan) salah satunya karena sifatnya asam," jelas Nahar, di sela penyemprotan minyak atsiri di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (8/4/2021).

Selama peralihan penggunaan bahan kimia ke bahan alami, petugas harus membersihkan batu candi secara manual menggunakan alat sederhana. 

Nahar berujar, butuh sekitar 5 tahun para ahli BKB meneliti penggunaan minyak atsiri untuk menghambat pertumbuhan lumut maupun jamur di batu candi.

Mereka meneliti ratusan rempah-rempah yang tumbuh di alam bebas, sampai akhirnya menemukan ekstrak serah wangi tersebut.

"Screeningnya lama. Mencari bahan alami yang betul-betul efektif itu dari sekian banyak bahan alami di Indonesia. Minyak atsiri sendiri di Indonesia ada lebih dari 40 jenis, itu yang sudah dikomersialkan. Sedangkan yang kita pakai jenis sereh wangi," imbuh Nahar.

Sereh wangi mudah tumbuh dan banyak dijumpai di sekitar Candi Borobudur. Bahkan, ada masyarakat yang sudah membudidayakannya.

Balai Konservasi Borobudur pun bekerja sama dengan para perajin minyak atsiri lokal. 

"Kita tidak akan kesulitan sumber. Kita tidak harus impor, bahannya ada, memberdayakan masyarakat, dan memang bahan yang ideal untuk konservasi," ucap Nahar. 

Baca juga: Dukung Gerakan Jateng di Rumah Saja, Candi Borobudur Tutup 2 Hari

Penggunaan minyak atsiri juga diklaim efektif dan efisien dibanding herbisida kimia. Dalam 1 meter persegi, dibutuhkan sekitar 0,9 liter mintak atsiri.

Jika diaplikasikan ke seluruh permukaan batu Candi Borobudur maka dibutuhkan sekitar 200 liter.

"Caranya kita tinggal semprot ke permukaan batu, lalu tunggu sampai 24 jam. Nanti ada reaksi mematikan lumut/jamur lalu kita bersihkan saja lumut/jamur yang sudah mati itu. Nanti paling tidak setahun ke depan lumut/jamur tidak akan tumbuh, sudah cukup aman," sebutnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com