KOMPAS.com - Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) mendukung upaya pemerintah mencapai target produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030. Salah satunya dengan cara mendorong produksi di lapangan migas di daerah, walaupun kebanyakan merupakan sumur tua.
Menurut Ketua IATMI John H Simamora, kompleksitas sumur pengeboran migas di Indonesia merupakan tantangan target produksi minyak 1 juta bph.
Oleh sebab itu, perlu disiapkan SDM kompeten dalam hal ini. Juga dalam rangka menyiapkan transisi energi dan untuk mencapai ketahanan energi Indonesia.
IATMI kemudian akan mengadakan acara International Virtual Conference 2021 untuk mendukung pemerintah mewujudkan target produksi satu juta bph minyak.
Ajang yang menjadi pertemuan dari seluruh pelaku industri migas Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. "Ini untuk mendukung target pemerintah, serta serta mempersiapkan diri untuk transisi energi,” kata John melalui rilis ke Kompas.com, Rabu (7/4/2021).
Baca juga: Semburan Lumpur Minyak di Surabaya Diduga akibat Aktivitas Sumur Tua
Salah satu hal yang akan dibahas dalam konferensi virtual ini adalah upaya mendorong produksi di lapangan migas tua, yang jumlah produksinya sudah menurun.
"Untuk mengoperasikan lapangan secara berkelanjutan dan melakukan pengembangan lapangan untuk meningkatkan produksi diperlukan terobosan-terobosan untuk mengontrol biaya operasi dan biaya pengembangan," ujar Ketua Pelaksana IATMI International Virtual Conference 2021 Henricus Herwin.
Salah satu sumur minyak tua dan kompleks adalah Blok Rokan di Provinsi Riau. Sumur minyak ini berkontribusi menyumbang 24 persen produksi minyak nasional saat ini.
Baca juga: Kejar Target Produksi 1 Juta Barrel, Industri Hulu Migas Butuh Investasi Rp 3.500 Triliun
Namun sumur-sumur tua di Blok Rokan secara alami sudah mengalami laju penurunan produksi, maka pihak pengelolanya yakni PT pertamina Hulu Rokan (PHR), dalam jangka panjang akan menerapkan infill drilling, pengeboran sumur eksplorasi, work over atau well intervention, optimasi program injeksi air (water flood) dan injeksi uap (steam flood), dan EOR kimia.
Selain itu, per 9 Agustus 2021 mendatang akan ditambah pengeboran 44 sumur tambahan disamping sumur minyak tua yang masih berproduksi.
"Akan ada 44 sumur pengembangan yang akan dilakukan pengeboran pada 2021 usai Blok Rokan ini dialihkan ke Pertamina," ujar Dirut PHR RP Yudantoro, beberapa waktu lalu.
Yudantoro mengatakan, PHR akan mengelola Blok Rokan hingga 2041, setelah alihkelola dari PT Chevron Pacific Indonesia. "Pada masa itu kami harus memastikan Blok Rokan terus dapat berkontribusi maksimal terhadap produksi nasional, melalui berbagai program yang kami jalankan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.