KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek, Hendrik (bukan nama sebenarnya), awalnya tak tahu penumpang yang dibawanya melewati jalur tikus menuju Papua Nugini pada Rabu (31/3/2021) siang, adalah Gubernur Papua Lukas Enembe.
Hendrik yang selesai mengantar penumpang ke perbatasan, dipanggil oleh seorang pria yang belakangan diketahui berinisial HA, kerabat Lukas Enembe.
Pria itu meminta Hendrik mengantar rombongan berjumlah tiga orang ke perbatasan Papua Nugini. Selain HA, salah satu anggota rombongan itu adalah Lukas Enembe.
"Ada tiga orang, sebelum antar, sempat ketiganya jalan kaki yang kemudian saya antar padahal sudah mau dekat dengan tujuan mereka masuk ke PNG," kata Hendrik di Jayapura, Jumat (2/4/2021).
Hendrik menyanggupi permintaan itu. Ia memanggil salah satu rekannya untuk membawa rombongan tersebut.
Baca juga: Gubernur Bali: Penambahan Kasus Harian Covid-19 Terus Turun sejak Penerapan PPKM Skala Mikro
Hendrik membawa Lukas Enembe dan HA. Sementara temannya membonceng EW, salah satu kerabat Lukas yang berjenis kelamin perempuan.
Hendrik mengaku mendapat bayaran sebesar Rp 100.000 setelah mengantar rombongan itu.
"Saya dikasih Rp 100.000 padahal biasanya sekali angkut penumpang hanya dua Kina (mata uang PNG) kalau dirupiahkan hanya Rp 7.000, Namun pada akhirnya saya terima dan berbagi dengan teman," kata Hendrik.
Tiba di pangkalan ojek, Hendrik masih tak menyadari penumpang yang dibawanya adalah Lukas Enembe.
"Waktu sampai di pangkalan ojek, teman saya bilang, 'Enembe kah?', saya kurang tahu," kata dia menirukan percakapan saat itu.