MEDAN, KOMPAS.com - Sempat terpukul akibat pandemi Covid-19, Sumatera Utara kembali akan mengekspor jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ke Malaysia.
Dari catatan Kementrian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Belawan ekspor jeruk nipis sudah dilakukan pada 2019 dengan jumlah mencapai ratusan ton.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, disebutkan, kali ini jumlah jeruk nipis yang diekspor sebanyak 2,7 ton senilai Rp 31,2 juta.
Berdasarkan data IQFAST di Karantina Pertanian Belawan tercatat, tahun 2019, ekspor mencapai 115 ton dengan nilai Rp 1,3 miliar.
Baca juga: Kisah Sukses Septrina Jual 10.000 Botol Skincare Tanpa Modal, Ini Rahasianya
Pandemi di tahun 2020 memukul ekspor jeruk nipis hingga hanya sebanyak 20,9 ton atau setara dengan Rp 288,2 juta saja sepanjang tahun.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi PM Yusmanto, mengatakan bahwa di wilayah Sumatera Utara banyak terdapat pertanian jeruk nipis, karena tahun 2020 sempat ada perusahaan yang menyerap hasilnya.
Namun akhir-akhir ini, panen yang melimpah membuat harga jeruk jatuh dan banyak petani yang merugi.
"Kami melakukan pendampingan kepada petani jeruk nipis, agar mengalihkan penjualan hasil panennya dari penjualan lokal ke penjualan tujuan luar negeri agar petani tidak merugi. Melihat peluang ekspor di tahun 2019, jeruk nipis propinsi Sumut ini masih memiliki peluang untuk ekspor lebih besar lagi," ujar Andi pada saat supervisi pemeriksaan terhadap komoditas jeruk nipis.
Baca juga: Joko Sukses Usaha Kaktus Hias Saat Pandemi, Permintaan Menggila, Omzet hingga Rp 80 Juta Per Bulan
Lebih lanjut Andi menjelaskan karantina pertanian akan memberikan pendampingan bagi pemenuhan persyaratan ekspor guna memastikan jeruk nipis memiliki keberterimaan di negara tujuan.
Hingga kini negara yang menjadi langganan komoditas jeruk nipis Sumut baru dua Negara, Malaysia dan Arab Saudi.
"Pada komoditas jeruk nipis yang dipersyaratkan bebas dari lalat buah jenis Bactrocera zonata, B. papayae, B. dorsalis dan B. carambolae, serta bebas dari bakteri jenis Liberobacter africanum dan L. Asiaticum," tambahnya.
Baca juga: Di-PHK Saat Pandemi, Pemuda Wonogiri Tanam Semangka Baby Black Sweet Raup Ratusan Juta Rupiah