SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta perguruan tinggi agama Islam di Indonesia menyebarkan benih mazhab Islam Wasathiyyah (toleran) atau Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.
"Perguruan tinggi agama Islam saya harap menyebarkan DNA madzhab Islam yang wasathiyyah (toleran) atau ajaran agama Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam," kata Yaqut saat Peringatan 50 tahun Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Pemerintah Larang Mudik Lebaran 2021, Khofifah: Untuk Menjaga Suasana yang Sudah Kondusif...
Ajaran Islam yang dimaksud adalah ajaran Islam dalam konteks Indonesia, bukan Islam yang menyebar permusuhan dan kebencian.
Sebagai pusat literasi agama, kata dia, perguruan tinggi agama Islam wajib berpartisipasi aktif mengedukasi dan mencerahkan masyarakat.
Apalagi, di tengah kuatnya narasi ajaran agama yang banyak ditafsirkan sebagai alat politik ketimbang inspirasi.
"Harus ada upaya sistematis untuk mengarahkan energi umat Islam ke arah yang lebih esensial ajaran Islam. Sehingga agama akan lebih kontributif terhadap peradaban," ucapnya.
Metode dakwah Wali Songo menurutnya bisa direplikasi sebagai salah satu cara yang paling relevan saat ini.
Metode tersebut sangat santun dan mengedepankan nilai kemanusiaan.
"Model dakwah wali songo bisa ditiru dalam berdakwah, tanpa pertempuran, tanpa pertumpahan darah, berdakwah dengan cara damai tapi Islam bisa terus membumi," jelasnya.
Baca juga: Pesan WhatsApp Tak Kunjung Dibalas, Perempuan Ini Antar Mayat Bayi ke Rumah Pacarnya
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Masdar Hilmy mengatakan, semangat wasathiyyah Sunan Ampel berusaha diterjemahkan dan dijembatani dengan mengusung konsep serta paradigma keilmuan integrated twin towers sejak perubahan status kelembagaan dari IAIN menjadi UIN pada 2013.
"UINSA berupaya memasukkan nilai-nilai, pemikiran, ajaran dan gerakan dakwah Kanjeng Sunan Ampel ke dalam seluruh relung sendi kehidupan akademik," jelas Masdar seperti dikutip dari Antara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.