Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lumba-lumba Mendekat ke Pantai hingga Mati Terdampar di Tapanuli Selatan?

Kompas.com - 25/03/2021, 14:04 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kematian seekor lumba-lumba jenis hidung botol yang terdampar di pantai di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menambah rangkaian kejadian lumba-lumba terdampar di pantai dan sungai di Indonesia.

Sejak tahun 2013, warga di berbagai daerah melaporkan temuan lumba-lumba terdampar dan kerap menyebutnya sebagai 'kejadian langka'.

Khusus untuk kejadian di Tapanuli Selatan pekan ini, warga setempat mengaku sebelumnya mereka melihat ribuan lumba-lumba lalu-lalang di pantai tersebut.

Baca juga: Cerita Lumba-lumba Mati di Tumpukan Sampah, Diduga Terbawa Badai Saat Cari Makan

Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) lumba-lumba hidung botol memang biasa bergabung dalam kawanan dengan jumlah banyak.

Namun tindakan mamalia laut itu mendekat ke pantai dinilai sebagai keputusan terpaksa yang membahayakan diri mereka.

Hari itu, Jumat (19/3/2021), Kepala Desa Muara Upu Husnul Amir Harahap mengaku merasa takjub melihat ribuan ekor lumba-lumba berenang hingga ke tepian pantai.

Baca juga: Kronologi Lumba-lumba Mati Terdampar di Pantai Tapanuli Selatan, Saksi Mata: Sebelumnya Ada Ribuan Ekor di Pinggir Pantai

Seekor lumba-lumba hidung botol ditemukan mati terdampar di pantai Muara Upu, Tapanuli SelatanNanda Fahriza Batubara Seekor lumba-lumba hidung botol ditemukan mati terdampar di pantai Muara Upu, Tapanuli Selatan
Menurutnya, fenomena ini sangat jarang terjadi di daerah tersebut.

Husnul melihat kawanan lumba-lumba nyaris memenuhi sisi pantai. Biasanya, menurut dia, nelayan setempat hanya melihat satwa itu di tengah laut.

"Kalau sebanyak itu sangat jarang terjadi. Baru kali ini. Jumlahnya mungkin ribuan karena tampak dari pinggir (pantai) sampai ke tengah," kata Husnul kepada wartawan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: Seekor Lumba-lumba Mati Terdampar di Pantai Tapanuli Selatan, Sebelumnya Terlihat Banyak

Husnul memperkirakan munculnya lumba-lumba tersebut tak lain untuk berburu ikan-ikan kecil.

Karena langka, lanjut Husnul, kemunculan lumba-lumba itu sempat menjadi ajang tontonan bagi warga setempat. Di sisi lain, kehadiran mereka menyulitkan para nelayan setempat untuk mencari ikan.

"Tapi yang jadi korbannya juga nelayan karena susah mendapatkan ikan," kata Husnul.

Namun malang, tak lama setelah kemunculan kawanan lumba-lumba, satu di antaranya ditemukan tewas terdampar.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Lumba-lumba Menahan Napas 15 Menit di Dalam Air

Husnul berpikir hewan mamalia laut itu tewas lantaran terbawa ombak hingga ke daratan.

"Perkiraan saya karena terbawa ombak ke pantai dan tidak bisa kembali lagi," kata Husnul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com