Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surplus, Bupati Rembang Tegas Tolak Impor Beras

Kompas.com - 23/03/2021, 17:32 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Khairina

Tim Redaksi

REMBANG, KOMPAS.com - Rencana pemerintah pusat untuk mengimpor beras terus menuai penolakan.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz secara tegas menolak rencana pemerintah pusat untuk mengimpor beras sebanyak satu juta ton.

"Saya jelas menolak, lha mau diberikan ke siapa, wong sini sudah lebih-lebih, kita surplus kok," ucap Abdul Hafidz saat ditemui Kompas.com di Kantornya, Selasa (23/3/2021).

Abdul Hafidz mengungkapkan masa panen pada musim tanam pertama kali ini ditaksir mencapai 210 ribu ton gabah.

"Jadi hampir 30 ribu hektar itu kemarin disampel saja setiap hektar ada tujuh ton, dan itu hasilnya bagus," katanya.

Baca juga: 2.000 Ton Beras Impor Thailand hingga Vietnam Menumpuk di Gudang Bulog Pekalongan

Kemudian, para petani di wilayahnya juga sudah mulai menanam padi untuk kedua kalinya. Sehingga diperkirakan akan ada penambahan 60 persen pada panen kedua kali ini.

"Sehingga kalau ini berhasil semua. Jadi kalau kita asumsikan tujuh ton dengan jumlah 30 ribu hektar ya nanti dua kali panen ya sekitar ada 300 ribu ton lebih, sehingga ini kita mengalami surplus," terangnya.

Untuk itu, Hafidz mengaku sudah berkoordinasi dengan Bulog agar hasil panen para petani di wilayahnya dapat terserap secara maksimal.

"Kita berharap Bulog benar-benar sebagai tangan panjang pemerintah untuk membeli hasil panen dari para petani, dengan standar yang sesuai. Jadi tidak ada alasan, Bulog tidak menerima karena ini dia diberi tugas untuk membeli dari hasil pertanian yang telah diambil oleh para petani kita," jelasnya.

Meskipun hasil panen di wilayahnya cukup melimpah, politisi PPP ini mengaku ada penurunan harga gabah di tingkat petani.

Namun, penurunan harga gabah ataupun beras masih cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan musim sebelumnya.

"Harga di masyarakat hampir stabil, turun tapi tidak terlalu signifikan. Jadi hari ini masih Rp 3,8 (ribu) per kilogram, beda dengan tahun-tahun dulu. Dulu kan turunnya sampai separuh," ujarnya.

Baca juga: Bulog Pekalongan Targetkan Serap 49.500 Ton Beras di Tengah Rencana Impor

Hafidz menambahkan harga gabah yang tidak terlalu turun secara signifikan dipengaruhi oleh sejumlah hal. Mulai dari pengaruh cuaca sampai alat yang digunakan untuk memanen hasil panen.

"Jadi kemarin hujan terus sehingga untuk menjemurnya kesulitan, maka agak turun. Karena sekarang turunnya enggak drastis karena ya petani kita sekarang panennya pakai combine, itu kan bisa bersih, tidak yang bosok-bosok itu, sehingga kualitas tetap masih terjaga kalau dengan combine, maka harganya masih relatif tinggi, meskipun turun iya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com