AMBON, KOMPAS.com - Ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Dr Zain Tuakia angkat bicara soal fenomena munculnya emas di pesisir pantai Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, yang menghebohkan warga.
Menurut Zain, fenomena itu mungkin saja terjadi.
"Itu dimungkinkan kalau ada sumbernya di atas (hulu). Jadi kalau misalnya di gunung ada (emas) kemunginan terkikis dan terbawa air ke bagian bawah, kalau tidak ada sumbernya pasti tidak ada," ungkap Zain kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).
Zain menjelaskan, secara umum emas berada di bawah bebatuan yang lebih keras, seperti bebatuan kuarsa atau malihan di wilayah pegunungan.
Mineral emas yang berada di bebatuan keras itu, kata Zain, terbentuk dari endapan primer.
Namun, warga Desa Tamilow menemukan emas dalam bentuk butiran yang lebih kecil di pesisir pantai.
Baca juga: Warga Heboh Cari Emas di Pesisir Pantai, Ini Kata Wabup Maluku Tengah
Zain yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah Maluku ini mengaku, penemuan emas dalam bentuk butiran yang lebih kecil di pesisir pantai Desa Tamilow itu terjadi karena adanya endapan plaser.
"Jadi di air ini hulunya intinya ada pengikisan lalu terbawa dan terendap di kali dan sebagainya, jadi kalau muara sungai sampai ke pantai maka akan sampai di pantai juga itu namanya tipe plaser jadi pembentukan secara sekunder dia berhubungan dengan endapan pasir di kali dan pantai," jelasnya.
Endapan primer berbentuk butiran emas dalam bebatuan. Endapan ini umumnya ditemukan di dalam batu kuarsa atau berupa mineral yang terbentuk akibat adanya proses magmatisme.
Namun, ada juga endapan primer yang terbentuk dari proses metasomatisme serta adanya aktivitas hidrotermal dari dasar bumi.
Hasil dari endapan primer ini yang biasa disebut sebagai emas logam.
Sedangkan endapan plaser atau lebih dikenal cebakan sekunder terdapat di antara pelapukan bebatuan yang mengandung emas, akibat adanya oksidasi serta pengaruh sirkulasi air dalam endapan primer.