BORONG, KOMPAS.com - Keran air sudah berada di samping rumah warga Kampung Mesi, Desa Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, (20/3/2021).
Ibu-ibu tak susah payah lagi berjalan kaki sejauh 1 kilometer menimba air minum bersih, mencuci pakaian, memandikan anak-anak serta berbagai keperluan dalam rumah tangga.
Derita kesulitan air minum teratasi dengan pembangunan air minum sistem mikrohidran (sistem air tolak air) dari dua sumber mata air.
Kedua sumber mata air itu yakni Wae Sele dan Wae Sior yang berada di dataran rendah kampung itu.
Air minum dengan sistem pompa air hidram dibangun oleh Karang Taruna Tunas Bakti Desa Mbata yang bersumber dari dana Desa Mbata 2020.
Baca juga: 3 Tahun Garam Tersimpan di Gudang, Petani: Kalau Terus Seperti Ini, Kita Bisa Mati
Pembangunannya dilaksanakan Oktober 2020 di tengah situasi pandemi Covid-19.
Maria Anggi (75), salah satu warga Kampung Mesi menceritakan beratnya mengambil air yang jaraknya jauh.
"Saya biasa pagi dan sore berjalan kaki dari rumah ke dataran rendah untuk menimba air minum di sumber mata air Sele dan Sior. Saya biasa pikul jerigen dengan jalan mendaki. Kini, saya timba air minum di samping rumah. Saya tidak susah lagi pergi menimba air minum langsung di sumber mata air," ujar Maria, Sabtu (20/3/2021).
Sementara itu, Agnes Nenes (70) menceritakan, harapan warga Kampung Mesi sudah terwujud dengan pembangunan air minum bersih yang langsung dialirkan di rumah-rumah.
"Kini kesulitan air minum sudah teratasi dengan pembangunan air minum bersih," ujar dia.
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas memberikan apresiasi untuk karya, inovasi dan kreatifitas para pemuda Kampung Mesi, di pedalaman Manggarai Timur.
"Jujur saya kagum dengan tekad Tedy untuk berkarya bagi kampung halaman, tidak banyak anak-anak muda kita yang memutuskan pulang dari kota dan berkarya di kampung sendiri. Harus tetap semangat, pro dan kontra itu biasa; justru yang kontra itu akan memotivasi kita untuk sukses,” ungkap Andreas.
Andreas mengatakan, air merupakan sumber kehidupan dan kaum perempuan adalah yang paling terdampak ketika rumah tangga kesulitan air minum dan air bersih.
Kaum perempuan akan memikul tanggung jawab cukup besar untuk memastikan setiap orang di dalam rumah memiliki akses terhadap air.
"Ketika kalian berhasil mendekatkan air ke rumah, sesungguhnya kalian sudah meringankan tugas perempuan. Air selalu identik dengan kehidupan dan tonggak kehidupan kita adalah perempuan,” tambah dia.
Tedy Janu menuturkan, sebanyak 70 kepala keluarga dari 3 rukun tetangga (RT) yang berdomisili di Kampung Mesi telah menikmati layanan air minum bersih dengan sistem pompa hidram.
Air minum sistem pompa hidram ini diresmikan oleh Bupati Matim, Agas Andreas.
Hadir pada acara tersebut Ketua DPRD Manggarai Timur, Heremias Dupa dan anggota DPRD Dapil Kota Komba; Tarzan Talus.
Janu menuturkan, sistem pompa hidram ini merupakan hasil rakitannya.
Berdasarkan hasil uji coba dengan sistem ini, kebutuhan setiap rumah tangga dapat dipenuhi sebanyak 60 liter per kepala keluarga dengan kapasitas bak penampung mencapai 8.000 liter melalui sistem buka tutup 2 kali sehari dan menggunakan kran tongkang.