PONTIANAK, KOMPAS.com - Detik-detik menjelang matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa ditandai dengan mendirikan telur-telur secara tegak di kawasan Tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Telur-telur berdiri tegak dan tanpa bayangan menjadi sebuah fenomena alam yang terjadi setiap dua kali dalam setahun. Setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September, dikenal juga dengan sebutan hari tanpa bayangan.
Momen Kulminasi Matahari tahun ini digelar secara terbatas. Di tengah pandemi, event ini digelar di Tugu Khatulistiwa secara terbatas dan virtual yang dapat disaksikan masyarakat secara live streaming.
Baca juga: Pencegahan Virus Corona, Peringatan Kulminasi Matahari di Pontianak Dibatalkan
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjelaskan, tahun 2020 lalu pihaknya memang meniadakan peringatan kulminasi matahari lantaran kala itu pandemi Covid-19 tengah memuncak. Tahun ini, momen langka ini digelar secara terbatas.
"Masyarakat bisa ikut menyaksikan fenomena alam ini secara virtual karena disiarkan secara langsung melalui streaming," kata Edi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/3/2021).
Uniknya, hanya Pontianak yang dilewati garis khatulistiwa tepat di wilayah kota. Di daerah maupun negara lain, garis khatulistiwa tidak ada yang melewati persis di wilayah perkotaan.
"Konon katanya apabila kita berada tepat di garis khatulistiwa saat fenomena kulminasi matahari maka akan awet muda," kata Edi.
Baca juga: Hari Tanpa Bayangan Sepanjang Maret 2021, Begini Dampaknya bagi Indonesia
Tugu khatulistiwa dahulu didirikan oleh astronom dari Belanda. Namun pada tahun 2019 lalu, pihaknya mengundang ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melakukan penelitian posisi tepat garis khatulistiwa.
"Hasilnya ternyata yang paling tepat berada pada bangunan bola dunia yang ada di kawasan Tugu khatulistiwa," ungkap Edi.
Edi berharap Tugu Khatulistiwa dengan fenomena alamnya ini tetap menjadi hal yang luar biasa, tidak hanya bagi Kota Pontianak saja tetapi juga Indonesia.
Dia yakin apabila kawasan ini dikelola dengan baik, maka Tugu Khatulistiwa menjadi daya pikat bagi wisatawan yang berkunjung.
"Sehingga Tugu Khatulistiwa menjadi bagian dari destinasi unggulan di Provinsi Kalimantan Barat," tutur Edi.