MAGETAN, KOMPAS.com - Hujan gerimis baru saja reda ketika tangan cekatan Santi Rohmatin menyelesaikan potongan terakhir batang mawar di kebun seluas seperempat hektar miliknya yang terletak di Desa Sidorejo Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Separuh tanaman bunga mawar di kebunnya memang dipangkas agar sebulan kemudian tumbuh tunas yang lebih banyak.
“Menjelang puasa memang kita pangkas biar nanti tumbuh tunas lebih banyak,” ujar Santi saat ditemui, Minggu (21/3/2021).
Baca juga: Cerita Penjual Es Krim di Lampung, Kestabilan Pasokan Listrik Pengaruhi Omzet Penjualan
Usai merapikan potongan batang mawar tangan tangan terampil Santi Rohmatin terlihat piawai memetik kuntum mawar merah yang sedang mekar.
Mawar segar tersebut rencananya akan dijual ke pasar bunga karena harga bunga mawar bulan ini sedang tinggi.
“Satu tumbu, enggak ada sekilo, sekarang Rp 100.000,” imbuhnya.
Di sepanjang kaki Gunung Lawu bunga mawar memang tumbuh subur.
Saat harga bagus seperti bulan ini, petani bisa meraup untung lumayan.
Harga terbaik biasanya adalah menjelang Idul Fitri, satu tumbu bisa mencapai Rp 150.000.
Baca juga: Pemuda Ini Sebulan Raup Omzet Belasan Juta dari Jualan Baju Bekas
Sayangnya harga bunga mawar lebih banyak murahnya ketimbang harga bagus, karena usai lebaran harga bunga mawar hanya Rp 20.000 satu tumbu bahkan bisa hanya Rp 5.000.
“Ini mulai musim orang orang ziarah kubur, makanya mahal. Jelang Idul Adha lebih mahal lagi,” katanya.