MALANG, KOMPAS.com - Polisi masih mendalami kasus video penembakan terhadap Idris Al Marbawi atau yang akrab disapa Gus Idris.
Kasus itu diselidiki karena belakangan diketahui video penembakan yang beredar di media sosial itu diduga hoaks.
Penembakan itu rekayasa, tetapi dikemas seperti peristiwa yang sebenarnya terjadi.
"Masih proses penanganan," kata Kapolres Malang AKBP Hendri Umar melalui sambungan telepon, Jumat (12/3/2021).
Sejauh ini, Polres Malang telah menerima laporan dari empat elemen masyarakat terkait video hoaks tersebut.
"Sudah ada empat yang lapor," katanya.
Baca juga: Propam Polri Jamin Obyektif dan Transparan Proses Laporan terhadap Kapolresta Malang
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, empat elemen masyarakat yang sudah melaporkan kasus tersebut yaitu Forum Pemuda Milenial Malang Selatan (Fordamas), LSM Lingga, Duta Pancasila, dan Pengurus Cabang Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kabupaten Malang.
"Ada empat pihak yang sudah melapor. Fordamas, Lingga, Duta Pancasila dan LTN NU," katanya.
Pada awal Maret 2021, sebuah video memperlihatkan Gus Idris ditembak viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada malam hari.
Video yang diunggah akun YouTube Gus Idris Official itu memperlihatkan Gus Idris berjalan menuju mobil bersama sejumalh orang.
Sebelum sampai di mobil, terdengar suara tembakan. Pada waktu bersamaan, pengasuh Pondok Pesantren Thoriqul Jannah di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, itu jatuh dan terguling.