Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Banjir Tahunan di Sembakung Kaltara Jadi Kajian Komprehensif BNPP

Kompas.com - 12/03/2021, 11:12 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dony Aprian

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) memasukkan fenomena banjir tahunan di Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebagai materi kajian.

Asisten Deputi Pengelolaan Negara Wilayah Laut dan Udara BNPP Siti Metrianda mengatakan, labelisasi banjir Sembakung merupakan banjir kiriman Malaysia, butuh pembuktian dan data konkret.

"Masih perlu melakukan kajian apa penyebab banjir. Banjir tersebut terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS)," ujarnya saat berkunjung ke Nunukan, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: Banjir Susulan Landa Kecamatan Dringu, BPBD Probolinggo: Meluas ke Kecamatan Lain

Siti melanjutkan, BNPP dan 27 lembaga dan kementerian akan memasukkan persoalan ini dalam pembahasan komprehensif sebelum merumuskan solusi.

Hal tersebut berkaitan dengan langkah lanjutan pemerintah RI nantinya.

"Itulah kita semua perlu kajian akademis, perlu pembuktian berbasis data yang kuat." tegasnya.

Dikatakan Siti, jika hanya karena banjir terjadi setiap tahun, Jakarta juga mengalami fenomena yang sama.

Sebab, Jakarta telah terjadi banjir sejak zaman VOC karena kiriman dari Kota Bogor.

"Tapi kita tidak bisa menyalahkan Bogor, jangan-jangan kita sendiri yang salah karena sampah dan lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Banjir di Depan Mal di Ambon, Motor Terseret Arus

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengamini pernyataan Siti Metrianda.

Kemenlu juga sepakat melakukan kajian sebelum menentukan solusi atas permasalahan yang terjadi.

"Ketika ingin menyampaikan sesuatu ke Negara lain, itu harus kredibel. Kajiannya harus akademik, jangan sampai terjadi seperti kasus kemaren, kita ribut pembakaran bendera merah putih, ternyata yang bakar WNI. Itu pentingnya kajian dan data,’’katanya.

Banjir tahunan terjadi di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Awal 2021, banjir kiriman dari Malaysia ini merendam Desa Butas Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan dan Desa Tagul.

Ketinggian banjir di wilayah ini mencapai 2,1 meter hingga 4 meter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan mencatatkan, sebanyak 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak.

Banjir di perbatasan RI – Malaysia ini berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia.

Banjir kemudian mengalir ke sungai Pampangon, berlanjut ke sungai Lagongon ke Pagalungan, masih wilayah Malaysia.

Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui sungai Labang, sungai Pensiangan dan sungai Sembakung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com