NGANJUK, KOMPAS.com – Ratusan warga dari dua desa di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terpaksa mengungsi ke rumah saudara dan tetangga saban malam beberapa hari terakhir.
Hal itu dilakukan karena tanah retak yang mengancam rumah mereka.
Tanah retak tersebut terjadi di Dukuh Burikan, Dusun Sobo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Nganjuk.
Di dukuh itu terdapat dua retakan tanah, salah satunya berada di area lereng yang panjang retakannya mencapai 300 meter.
Wilayah lainnya yang terancam di Dusun Petungulung, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan, Nganjuk. Di desa ini tanah yang mengalami retakan panjangnya 200 meter dengan lebar tujuh centimeter.
Baca juga: Pemilik Pabrik Tembakau Maafkan 4 Ibu Terdakwa Pelemparan Atap: Tidak Ada Rasa Benci...
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah meninjau lokasi tanah retak.
Hanya saja, pemkab baru sebatas mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana.
“Saat ini kami sifatnya edukasi, sifatnya edukasi belum implementasi seperti relokasi yang ada di Selopuro,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nganjuk M Yasin kepada Kompas.com, Jumat (26/2/2021).
Yasin menjelaskan, pihaknya masih fokus merampungkan relokasi 44 rumah terdampak longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Longsor di wilayah itu menelan 19 korban jiwa.