Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Korban Penembakan Polisi di Kafe Cengkareng Tiba di Medan, Tangis Keluarga Pecah, Ayah Pingsan

Kompas.com - 26/02/2021, 11:51 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Tangis pecah ketika jenazah Feri Saut Simanjuntak tiba di rumah duka di Jalan Krakatau, Aluminium I, Gang Asbes, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat (26/2/2021) pukul 10.30 WIB.

Jenazah Feri dibawa dengan mobil ambulans milik RS Bhayangkara Medan.

Feri Simanjuntak adalah korban penembakan di sebuah kafe di kawasan Cengkareng oleh oknum polisi berpangkat Bripka berinisial CS pada Kamis (25/2/2021) pagi.

Jenazah Feri Saut Simanjuntak diterbangkan menggunakan pesawat Citilink QG9884 Jakarta - Medan Kualanamu pada hari Jumat, Pukul 06.40 WIB.

Ayah mendiang Feri, Mula Simanjuntak mengatakan, dirinya mengetahui anaknya meninggal setelah diberitahu oleh polisi.

Baca juga: Tangis Ayah Korban Penembakan Polisi di Kafe Cengkareng: Dia Tulang Punggung Kami

Merantau kerja di Jakarta, pulang tak bernyawa...

Dijelaskannya, dulunya Feri bekerja di Rantauprapat membuat kanopi stainless. Selanjutnya dia pergi ke Tangerang oleh pemborong. Di sana pun tak lama kemudian keluar dari pekerjaannya.

"Sempat di Rumah Sakit Ibunda di Tangerang. Lama kelamaan dia keluar dari kerajaan. Tak kerja lagi ada sampe  2 tahun kayak gelandangan lah di Jakarta, gitu," katanya.

Kemudian sebelum Covid-19, dia bertemu dengan seseorang pemilik rumah makan di Cengkareng. Di situ lah dia bekerja. Dikatakannya, mendiang Feri sudah tidak pulang selama 5 tahunan.  Menjelang tahun baru 2021 dia pulang setelah diancam kakaknya.

"Karena 2 tahun lalu abangnya pulang dia video call aja," katanya.

Baca juga: Kafe RM, Lokasi Penembakan yang Tewaskan 3 Orang di Cengkareng, Langgar Prokes dan Akan Ditutup Permanen

Ayah korban: jangan kematian dibalas kematian...

Kepulangan Feri terakhir kali, sempat ke Tanah Karo bersama kakak-kakaknya untuk berziarah. Tak lama dia di Medan. Pada tanggal 2 Januari dia sudah kembali ke Jakarta. 

Ketika ditanya apa harapannya terhadap tersangka, Mula mulai tampak menangis. Suaranya sesak dan menunduk.

"Namanya pun anak saya sudah mati. Jangan kematian itu dibalas dengan mati (kematian). Harapan saya cemana bagusnya lah," ujarnya.

Tak lama mengucapkan itu, Mula pingsan lalu dipapah masuk ke dalam rumah oleh kerabat-kerabatnya.

Pantauan di lokasi, sejumlah papan bunga ucapan belasungkawa berjejer di sekitar rumahnya. Pelayat pun semakin ramai berdatangan.

Baca juga: Bripka CS Pelaku Penembakan di Kafe RM Cengkareng Ternyata Naik Pitam saat Ditagih Rp 3,3 Juta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com