Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikat Peti Mati dengan Kayu dan Nilon, Warga di NTT Bawa Jenazah Lewati Sungai yang Banjir, Ini Ceritanya

Kompas.com - 23/02/2021, 18:18 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT nekat membawa jenazah dalam peti mati dan menerobos sungai yang banjir pada Minggu (21/2/2021).

Agar tak terbawa arus air, warga mengikat peti mati dengan dua batang kayu berukuran sedang dengan tali nilon berwarna biru.

Mereka kemudian menerobos banjir di Kali Nisnoni, Desa Liliana, Kecamatan Nunbena, Kabupaten TTS. Hal tersebut ia lakukan karena tidak ada jembatan penghubung di wilayah tersebut.

Baca juga: Warga Gotong Jenazah Tokoh Adat Terobos Sungai yang Banjir gara-gara Tak Ada Jembatan

Aksi mereka direkam di video berdurasi 1 menit 13 detik.

Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati TTS Johny Army Konay mengaku saat kejadian, dia ada di lokasi.

"Betul, warga menggotong jenazah seorang tokoh adat di Desa Liliana, hari Minggu, 21 Februari 2021. Saya juga ada di lokasi," ungkap Army, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (23/2/2021).

Johny bercerita jenazah yang dibawa warga adalah tokoh ada di Desa Liliana. Ia meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit di Soe, ibu kota Kabupaten TTS.

Baca juga: Hendak Antar Jenazah ke Kebumen, Ambulans Alami Kecelakaan, Ini Kronologinya

Dari Soe, jenazah dibawa menggunakan mobil. Namun karena banjir, mobil tak bisa melanjutkan perjalanan.

Warga pun berinisiatif untuk menggotong jenazah dan melintasi anak sungai. Mereka juga harus menempuh jarak 7 kilometer untuk tiba di pemakaman di Desa Liliana.

"Warga terpaksa menggotong jenazah menerobos banjir dan melintasi anak sungai lainnya dengan jarak tempuh tujuh kilometer agar bisa tiba di tempat permakanan keluarga di Desa Liliana," kata Johny Army.

Baca juga: Antar Jenazah dari Jakarta, Ambulans Kecelakaan di Banyumas, Sopir Tewas

Johny mengatakan di hari kejadian dia ada di lokasi dan ikut terjebak banjir. Menurutnya ada belasan anak sungai di lokasi tersebut, sehingga mereka pun akhirnya terjebak banjir.

"Saya juga kemarin terjebak banjir. Memang di lokasi itu walaupun tidak ada hujan tetapi banjir bisa saja datang mendadak kalau ada hujan di bagian hulu seperti Fatumnasi dan wilayah Mutis," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com