Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Pemuda Tasikmalaya Tewas Usai Pesta Miras Dicampur Sirup Melon

Kompas.com - 23/02/2021, 17:51 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dua pemuda asal Kampung Sukasirna, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tewas seusai pesta miuman keras (miras) oplosan alkohol dicampur sirup rasa melon di salah satu tempat korban bekerja di kampungnya, Minggu (22/2/2021) malam.

Kedua korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk dirawat seusai menenggak miras oplosan bersama tiga teman lainnya.

Sedangkan tiga korban selamat hanya mengalami lemas badan dan pusing-pusing sampai akhirnya diperiksa tim kesehatan rumah sakit setempat untuk diberikan obat.

"Yang ikut pesta miras malam itu adalah kedua teman saya yang meninggal Pupung (25), Edpin (17). Sedangkan saya, Yaman (26), dan Angga (17) hanya mengalami pusing dan sempat badan lemas," jelas Eip (21), salah seorang korban selamat seusai pesta miras oplosan di rumahnya, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Fakta Pabrik Miras Oplosan di Cianjur, Omzet Rp 4 Juta Per Hari, Campur Alkohol dengan Minuman Berenergi

Eip menambahkan, sesuai informasi teman-temannya, miras oplosan itu dipesan lewat online dengan harga Rp 28.000 per liter. Miras tersebut dicampur sirup rasa melon dan satu jenis obat kimia.

Menurut Eip, minuman yang ditenggak bersama teman-temannya itu tak berasa minuman beralkohol dan tak bau.

"Rasanya tak ada, manis aja karena dicampur sirup Marjan melon. Saya habis enam gelas awalnya tak terasa memabukkan seperti pusing atau apa. Tapi setelah pulang, badan saya sempat langsung lemas dan saya tidur. Saya bangun, saya dapat kabar dua teman saya sekaligus tetangga rumah meninggal," tambah Eip.

Mendengar hal itu, lanjut Eip, ia pun ketakutan dan diantar orangtuanya memeriksakan diri ke rumah sakit.

Soalnya, ia merasakan gejala sama dengan kedua temannya yang meninggal.

"Kalau saya sudah diperiksa lagi dan hasilnya katanya tidak apa-apa. Soalnya, saat saya sudah minum enam gelas, saya langsung kerja lagi di tempat itu karena sebagai tempat pembuatan pakaian milik Pupung, yang meninggal," ungkapnya.

Hal sama diungkapkan Yaman (26), korban selamat pesta miras oplosan. Ia mengaku tak mengetahui asal miras itu karena dibeli oleh para korban meninggal.

Ia hanya tahu bahwa miras oplosan itu sudah dicampur sirup melon dan warnanya hijau.

Sampai sekarang, efek miras oplosan masih sama dan badannya masih terasa lemas meski telah makan obat saat dirawat di salah satu rumah sakit.

"Sama, saya juga rasanya lemas badan dan seperti nggak ada tenaga," kata Yaman yang juga tetangga para korban meninggal.

Polisi lakukan penyelidikan

Sementara itu, Kepala Polsek Cibeureum Polresta Tasikmalaya AKP Suyitno, mengaku langsung mendatangi lokasi kejadian seusai mendapatkan informasi dari masyarakat ada korban meninggal akibat miras oplosan.

Sesuai keterangan para korban selamat, kata Suyitno, kedua korban tewas sebelumnya mengajak teman-teman lainnya untuk minum miras sembari bekerja di pabrik pakaian milik Pupung, salah satu korban tewas.

"Iya, lokasinya masih dekat dengan rumah para korban. Mereka bertetanggaan dan satu kampung. Kedua korban meninggal telah dimakamkan oleh masing-masing pihak keluarganya. Sementara, kami terus menyelidiki lebih lanjut kasus ini," kata Suyitno.

Baca juga: Pabrik Miras Oplosan di Cianjur Digerebek Polisi, Omzetnya Rp 4 Juta Per Hari

Petugas Kepolisian lewat Tim Inafis Satreskrim Polresta Tasikmalaya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara untuk bahan penyelidikan selanjutnya.

Sementara, keluarga salah satu korban tewas terlihat histeris di rumah duka karena kehilangan anggota keluarganya akibat miras oplosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com