Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal 400 Ton Sampah dari Tangsel, Pemkot Serang Akan Gunakan 3 Teknologi Ini

Kompas.com - 23/02/2021, 11:21 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Ipiyanto mengatakan, pihaknya akan menerapkan tiga teknologi pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cilowong, Serang, Banten.

Ketiganya yakni mesin karbon, insinerasi dan mesin screening yang akan digunakan apabila beban sampah ditambah 400 ton dari Kota Tangerang Selatan.

"Mesin karbon untuk menghasilkan produk, insinerasi untuk menghabiskan sampah. Nanti sampah menyisakan residu atau debu," kata Ipiyanto kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Viral, Video Kamar “Sultan” di Lapas, Ini Penjelasan Kalapas Lhokseumawe

Menurut Ipiyanto, kapasitas mesin karbon dalam satu hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 10 ton.

"Dapat menghasilkan karbon aktif, asap cair bio disinfektan, menghasilkan pupuk cair dan menghasilkan bahan bakar, serta mengasilkan tenga listrik," ujar Ipiyanto.

Ipiyanto berharap kerja sama dapat terjalin, sehingga masing-masing pemerintah daerah dapat saling menyelesaikan permasalahan sampah.

"Kerja sama ini saling membantu, manfaatnya sangat besar. Dengan adanya kerja sama dengan Pemkot Tangsel, dapat mengolah sampah," kata Ipiyanto.

Baca juga: Melihat Untung Rugi Kota Serang Tampung 400 Ton Sampah Tangsel

Kepala Unit Pelaksana Teknis TPAS Cilowong Askolani menambahkan, saat ini pengolahan sampah belum dilakukan secara maksimal, karena terkendala sarana dan prasarana.

Termasuk belum adanya mesin penghancur sampah atau insinerasi yang tidak menimbulkan pencemaran atau ramah lingkungan.

"Memang itu sistem lama menghasilkan asap, asapnya itu mengandung polusi, kan gitu ya, mengandung karbon dioksida. Nah kita minta teknologi ini supaya tidak mengeluarkan asap," kata Askolani.

Baca juga: Rencana Tampung 400 Ton Sampah Tangsel Ditolak Warga, Wali Kota Serang: Jika Mudarat, Tidak Akan Dilanjutkan

Askolani memastikan, dengan adanya penambahan alat pengolahan sampah, dapat meminimalisasi timbunan sampah dan bencana longsor.

"Dengan menambah alatnya, insyaallah itu bisa clear. Sedangkan di dalam kesepakatannya itu, maksimal 400 ton dan tidak akan lebih," ujar Askolani.

Terkait kekhawatiran aktivis lingkungan terhadap pencemaran lingkungan soal air lindi, Askolani mengatakan, pihaknya akan mengolah air lindih dengan aman.

"Selama ini tidak terjadi apa-apa ketika untuk pertanian, segala macamnya. Kita ke arah sana untuk mengolah lindinya dengan baik," ucap Askolani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com