Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Unsoed Ingatkan soal "Toxic Positivity" di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 22/02/2021, 11:34 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr Yudhi Wibowo mengingatkan pemerintah untuk menyampaikan informasi pandemi Covid-19 secara terbuka.

Menurut Yudhi, pemerintah sering kali menyampaikan seolah-olah permasalahan Covid-19 merupakan hal yang biasa saja karena angka kesembuhan meningkat, sehingga merasa aman.

"Hal ini yang disebut toxic positivity, yaitu sikap positif yang berlebihan, merasa seolah-olah baik-baik saja di tengah krisis pandemi Covid-19 ini," kata Yudhi melalui keterangan tertulis, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Survei Parameter Politik: Masyarakat Jarang Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19

Menurut Yudhi, informasi tersebut bisa memunculkan anggapan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 merupaka sesuatu yang biasa, sehingga disikapi dengan biasa.

Bahkan mulai ada kecenderungan di masyarakat mengabaikan bahaya pandemi Covid-19.

Apalagi saat ini, kata Yudhi, banyak isu tentang bagaimana menyelamatkan perekonomian, ekonomi harus jalan, dan tidak boleh berhenti serta seterusnya.

"Jika sikap toxic positivity dan isu penyelamatan ekonomi selalu yang digaungkan, sudah pasti akan kontraproduktif dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid-19," ujar Yudhi.

Baca juga: Eks Jubir Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Akan Dilantik sebagai Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan

Informasi lain adalah terkait tingkat keterisian di RS yang menurun. Menurut Yudhi hal itu harus dilihat apakah karena ada penambahan tempat tidur sampai dengan 30 persen dari kapasitas tempat tidur di RS tersebut.

"Karena jika kapasitas tempat tidur sudah ditambah dan ini sebagai pembagi, tentunya tingkat keterisian di RS menurun. Belum lagi bagaimana jumlah orang yang diperiksa swab dan rasio kasus lacak apakah sudah sesuai standar WHO," kata Yudhi.

Oleh karena itu, lanjut Yudhi, justru informasi dari masalah utama atau penyebab utama pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum dapat dikendalikan harus disampaikan agar berimbang.

Informasi itu bisa digunakan untuk evaluasi atas kemampuan sumber daya yang ada untuk kemudian melakukan upaya perbaikan secara terus-menerus.

"Misal menyampaikan tingkat kematian yang masih tinggi di atas tingkat kematian nasional dan global, kapasitas di fasyankes terkait sarpras dan SDM kesehatan yang kurang," ujar Yudhi.

Kemudian tingkat kedisiplinan terhadap prokes yang menurun, mobilitas penduduk yang masih tinggi dan kapasitas testing dan tracing yang rendah, serta upaya karantina dan isolasi mandiri yang belum sesuai standar.

"Informasi ini harus diungkap secara terbuka dan transparan kepada masyarakat," kata Yudhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com