Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA: Koloni Paus Bergerak Ikuti Jalur Sonarnya, Tidak Mungkin Tiba-tiba Belok Sampai Terdampar...

Kompas.com - 20/02/2021, 11:53 WIB
Achmad Faizal,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Fenomen terdamparnya puluhan Paus di Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan Jawa Timur, Kamis (18/2/2021) sore kemarin disebut fenomena langka. Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Wilayah II Jawa Timur langsung melakukan penyelidikan untuk mengungkap fenomena tersebut.

"Ini fenomena langka, biasanya yang terdampar di pantai hanya beberapa ekor, tapi ini sampai puluhan atau satu koloni. Kami sedang selidiki penyebabnya," kata Kepala Bidang Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Wilayah II Jawa Timur, RM Wiwied Widodo, dikonfirmasi Jumat (19/2/2021).

Paus menurutnya mamalia laut yang dilengkapi dengan sonar atau alat navigasi. Koloni Paus akan bergerak mengikuti jalur sonarnya atau navigasinya.

"Tidak mungkin tiba-tiba belok tanpa sebab atau sampai terdampar," ucapnya.

Baca juga: Puluhan Paus Terdampar di Pantai Madura, Disebut Fenomena Langka dan Baru Pertama Kali Terjadi

Gangguan sonar bisa diakibatkan dari gempa

Karena itu pihaknya akan melalukan pemeriksaan sampel pada Paus tersebut.

"Penyebabnya bisa beragam, dari gangguan sonar yang bisa berasal dari gangguan alam seperti gempa atau patahan bumi, atau bahkan mereka hanya mencari makan," terangnya.

BKSDA Jawa Timur kata dia diberi waktu 3 hari untuk mengungkap fenomena tersebut. "Kita diberi waktu 3 hari untuk menjelaskan penyebabnya. Mohon ditunggu," ucapnya.

Catatan BKSDA Jawa Timur, Widodo jumlah paus yang terdampar di pantai Desa Patereman Kecamatan Bangkalan sebanyak 52 ekor.

Dari jumlah tersebut, 49 ekor ditemukan mati, dan tiga sisanya ditemukan dalam keadaan hidup. Tiga ekor paus yang ditemukan hidup telah digiring dan dilepaskan ke laut lepas.

Baca juga: 49 Paus Terdampar di Madura, 46 di Antaranya Mati, Warga: Saya Kasihan Ada yang Luka-luka

Nelayan keheranan

Puluhan paus tersebut ditemukan Nelayan sekitar pukul 14.00 WIB Kamis kemarin.

Paus-paus yang mati sebagian dikubur oleh nelayan setempat karena khawatir menimbulkan aroma busuk.

Kejadian ini membuat nelayan di sekitar lokasi keheranan. Sebab, puluhan paus tiba secara bergerombol dalam waktu bersamaan.

Mereka menyebut peristiwa semacam itu baru pertama kali terjadi.

"Para nelayan heran, karena datangnya langsung bersamaan," kata salah seorang nelayan di kawasan Modung, Syafii Ma'arif. 

Baca juga: 46 Paus Mati Terdampar di Madura, Ada yang Dinaiki Warga, Lainnya Dijadikan Mainan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com