Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Volume Sampah di Kota Semarang Meningkat 10 Persen Setelah Dilanda Banjir

Kompas.com - 19/02/2021, 19:30 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang mencatat volume sampah pascabanjir meningkat 10 persen.

"Sampah yang kami angkut pascabanjir itu mencapai sekitar 200 ton. Ada 25 truk yang mengangkut masing-masing truk 8 ton," ujar Kepala DLH Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono saat dihubungi, Jumat (19/2/2021).

Sebelum banjir, pihaknya hanya mengangkut 900.000 ton sampah menggunakan 148 truk untuk 16 Kecamatan di Kota Semarang.

"Setiap hari biasanya kami operasional di 4 UPT masing-masing membawahi empat kecamatan. Pembuangan sampah kita pusatkan di TPA Jatibarang," ungkapnya.

Baca juga: Sekda Kota Semarang Ditunjuk Jadi Wali Kota Selama 9 Hari

Pihaknya mengangkut sampah pascabanjir di daerah pemukiman padat penduduk.

"Memang pasca banjir ini volume sampah cukup banyak ya. Sampah bencana terkategori sebagai sampah spesifik yakni sampah yang timbul akibat bencana," ucapnya.

Dia menyebut, sejumlah pemukiman yang terdampak banjir seperti kawasan Tanah Mas dan Genuk paling banyak timbunan sampahnya.

"Di Tanah Mas itu penanganan sampai dua hari baru selesai. Ada 20 truk yang mengangkut timbunan sampah seperti perabotan rumah. Ada kursi, kasur, sofa yang sudah tidak terpakai karena basah dibuang begitu saja. Kalau di Genuk kebanyakan ranting-ranting pohon terbawa sampah-sampah ke hilir," jelasnya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menangani timbunan sampah akibat banjir di daerah Gayamsari dan Pedurungan, namun peningkatannya tidak signifikan.

"Rata-ata seperti di Gayamsari dan Pedurungan penigkatannya tidak begitu darurat seperti di Tanah Mas," ujarnya.

Baca juga: Desa di Kabupaten Semarang Punya Aplikasi untuk Pantau Pasien Covid-19 Tiap Rumah

Kendati demikian, dalam penanganan sampah akibat banjir ini pihaknya tidak ada penambahan anggaran karena anggaran rutin masih mencukupi.

"Kami masih menggunakan anggaran rutin jadi tidak ada tambahan. Karena kami juga kerjasama dengan DPU untuk alat berat kemudian Damkar. Dana operasional tentu meningkat untuk penanganan sampah akibat banjir tapi sejauh ini masih mencukupi. Yang lain lebih fokus digunakan untuk penanganan tanah longsor dan jalan rusak," katanya.

Ia mengimbau masyarakat agar memilah sampah-sampah rumah tangga yang akan dibuang.

"Masyarakat diharapkan membuang sampah di TPS. Karena sudah ada jadwal rutin pengambilan sampah. Setiap kelurahan ada satu TPS dengan 2-3 kontainer. Sampah jangan dibuang sembarangan karena kalau hujan terbawa aliran ke sungai lalu bisa menyumbat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com