Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ikan di Anak Sungai Batanghari Jambi Mati Mendadak, Ini Dugaan Penyebabnya

Kompas.com - 19/02/2021, 11:43 WIB
Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


JAMBI, KOMPAS.com - Ribuan ikan ditemukan mati mendadak di anak Sungai Batanghari, tepatnya di Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Ikan-ikan yang mati itu diperkirakan jumlahnya mencapai 2 ton.

Kematian ribuan ikan di anak sungai terpanjang di Sumatera ini diduga karena diracun atau adanya kerusakan ekosistem sungai.

Video mengenai ribuan ikan yang mati itu viral di media sosial.

Baca juga: 100 Personel Brimob Jambi Dikirim ke Papua untuk Bantu Menangani KKB

"Untuk mengetahui pasti, tim akan turun ke lapangan mengambil sampel ikan yang mati dan air sungai," kata peneliti taksonomi dan biodiversitas ikan air tawar Indonesia yang juga dosen Universitas Jambi Tedjo Sukmono melalui pesan singkat, Jumat (19/2/2021).

Ia mengatakan, kematian ikan secara massal dan mendadak bisa terjadi karena beberapa sebab.

Pertama, akibat air bangar.

Air bangar terjadi apabila terjadi kemarau dan tiba-tiba hujan lebat, sehingga air hujan mengandung sedimen tanah yang menyebabkan deplesi dan kadar oksigen terlarut rendah dan ikan mati massal.

Selanjutnya, upwelling terjadi di danau yang banyak keramba.

Baca juga: 4 Petugas Forensik Rumah Sakit Jadi Tersangka Kasus Penanganan Jenazah

Kematian ikan mendadak karena sisa pakan yang menumpuk di dasar perairan akan mengalami proteolisis, sehingga melepas gas beracun bagi ikan seperti nitrit yang tinggi.

Selain itu, akibat masukkanya bahan pencemar. Ini terjadi apabila ada bahan limbah industri/ pabrik yang dibuang ke perairan.

"Biasanya warna air mendadak berubah karena ada cairan limbah dan ikan mati," kata Tedjo.

Aktivitas menangkap ikan yang dilarang dan tidak ramah lingkungan, dengan menebar racun dari jenis potas atau tuba juga bisa menyebabkan ikan di sungai mati mendadak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com