Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tuban Borong 176 Mobil Bersamaan, Sutrisno: Biar Viral, biar Ketemu sama Pak Presiden

Kompas.com - 18/02/2021, 16:41 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, mendadak menjadi miliarder setelah menjual lahan mereka kepada PT Pertamina.

Hal ini terungkap lewat video pendek yang memperlihatkan sejumlah truk derek yang membawa mobil baru antre di jalanan Desa Sumurgeneng. Video pendek tersebut viral di media sosial.

Mobil dalam video itu ternyata beberapa di antara 176 mobil baru yang dibeli ratusan warga Desa Sumurgeneng.

Setidaknya terdapat 225 kepala keluarga di Desa Sumurgeneng yang menjual tanahnya kepada PT Pertamina.

Lahan yang mereka jual itu masuk dalam proyek kilang minyak PT Pertamina yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.

Dikutip dari video di kanal Youtube Kompas TV, seorang warga, Ali Sutrisno mengatakan, warga Desa Sumurgeneng memang memutuskan membeli mobil secara bersama-sama.

Baca juga: Viral, Foto Tunanetra Tak Dapat Beras karena Kartu Keluarga Sejahtera Diblokir, Ini Faktanya...

Tujuannya, agar bisa viral di media sosial. 

"Awalnya yang membeli dengan rombongan itu mengambil dengan cara konsinyasi, jadi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Bersatu kita untuk membeli, jadi bareng-bareng gitu. Biar viral, biar ketemu sama Pak Presiden," ungkap Sutrisno seperti dilansir Tribunnews, Kamis (18/2/2021).

Sutrisno mengaku menjual 2,2 hektar tanah kepada PT Pertamina.

Tanah miliknya dibeli dengan harga Rp 685.000 per meter persegi. Sehingga, Sutrisno mendapat uang sebesar Rp 15,8 miliar.

Dari uang tersebut, Sutrisno membeli empat mobil, yakni Toyota Innova, Mitsubishi Xpander, mobil pikap L300, dan Honda HRV.

Ia juga membeli tanah seluas 8.000 meter persegi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com