Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2021, 17:43 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 225 warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mendadak jadi miliarder.

Hal itu setelah lahan yang mereka miliki dibeli oleh PT Pertamina untuk dijadikan sebagai kilang minyak.

PT Pertamina bersama dengan perusahaan asal Rusia, Rosneft diketahui membeli lahan mereka dengan harga Rp 600.000 hingga Rp 800.000 per meter.

Harga tersebut lebih tinggi dari harga jual pasaran saat ini.

Baca juga: Cerita di Balik Ratusan Warga Desa di Tuban Borong 176 Mobil secara Bersamaan

Rata-rata dapat uang Rp 8 miliar

Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, dari hasil penjualan tanah itu rata-rata para warga mendapatkan uang sekitar Rp 8 miliar.

Warga yang memiliki lahan empat hektar ada juga yang mendapat uang sebesar Rp 26 miliar.

Bahkan, warga Surabaya yang memiliki lahan di desa tersebut ada yang mendapat uang sebesar Rp 28 miliar.

Menurutnya, lahan yang digunakan untuk membuat kilang minyak tersebut cukup luas.

Selain di Desa Sumurgeneng, PT Pertamina juga melakukan pembelian lahan di Desa Wadung dan Kaliuntu.

Meski mendadak warganya menjadi kaya, namun, ia merasa khawatir karena uang tersebut kebanyakan untuk membeli kebutuhan konsumtif.

"Ada rasa kekhawatiran karena sedikit yang dibuat usaha," kata Gihanto seperti dikutip dari surya.co.id, Selasa (16/2/2021)

Baca juga: Ratusan Warga Desa di Tuban Borong Mobil Baru secara Bersamaan, Ini Penjelasan Kepala Desa

Beli 176 mobil baru

Gihanto mengatakan, ratusan warga yang mendadak jadi miliarder tersebut banyak yang langsung membeli mobil baru.

Bahkan, satu orang ada yang membeli tiga unit mobil sekaligus.

"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," ujar dia.

Video yang memperlihatkan kedatangan sejumlah mobil baru yang diangkut truk towing ke desa tersebut diketahui viral di media sosial.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com